Saya sudah menyadari pasti bahwa kabut terus menghalangi perjalanan kami. Namun saya tidak menyangka bahwa semakin dekat ke Batusangkar maka kabut semakin pekat. Akibatnya alih-alih memacu sepeda motor, bocah pengojek memperlambat laju motornya. Baguslah. Supaya tidak salah-salah berbenturan dengan truk
Month: January 2018
Eloknya Alam Tanah Datar
Dendang riang Pance Pondaag berkumandang menembus jendela-jendela minibus yang terbuka lebar, agak aneh rasanya karena si sopir kelihatan baru saja tamat SMP. Demikianlah mobil putih yang disopiri bocah ingusan ini meluncur kencang melintasi kelok-kelok jalanan aspal mulus yang menghubungkan tatar
Lepas dari Kota Padangpanjang
Kami terlampau pagi di tempat ini dengan cuaca yang setengah mengejek. Kabut tipis menyelimuti Kota Padangpanjang namun sesekali kembali terangkat ke awang-awang, meninggalkan Wahyu dan saya berdua di emperan toko seperti gelandangan. Kami berangkat dari Kota Sungai Penuh semalam dan
Pagi Buta di Padangpanjang
Pintu mobil dibanting. Kemudian mobil melaju kencang di kegelapan malam buta, menitipkan debu knalpot di wajah Wahyu dan saya yang masih mencoba untuk memahami keadaan. Sekarang pukul tiga pagi dan kami diturunkan di Kota Padangpanjang, entah di bagian mananya. Yang
Perjuangan Kembali ke Soe
“Setiap hari Senin, Rabu, dan Jumat selalu ada oto yang turun,” terang Pak Mateos Anin sembari merapatkan jaketnya. Beliau bergegas menuju ke padang rumput untuk memberi makan kerbau sementara saya harus cepat-cepat berpamitan dengan beliau lantaran dikejar waktu untuk segera
Sisa-Sisa Napas Terakhir
“Tarik! Tarik!” seru Pak Kapolres memberikan komando kepada kami, orang-orang yang sudah kelelahan ini berjibaku menyatukan tenaga untuk menarik mobil yang terperangkap, satu demi satu, mendaki tanjakan terjal berlumpur setebal dengkul. Beruntung kami ada enam belas orang hingga setidaknya usaha
Terjebak pada Gulita Malam
Matahari sudah lewat. Tetapi mobil kami belum. Jalanan yang sendat membuat perjalanan seratus meter serasa penuh perjuangan. Ditambah dengan gelapnya malam yang membuat sopir agak kesulitan untuk memindai posisi jalan. Saya berjongkok di bak belakang, berpegangan erat pada tiang-tiang besi
Berjibaku Membelah Rimba
Mobil berjalan meleset ke kanan kiri seperti jerapah yang berjalan di atas lantai yang baru dipel. Sesekali badan mobil tersentak ke bahu jalan kemudian sopir berusaha menguasai kendaraan liar ini dengan membanting setirnya kembali ke badan jalan. Yang saya maksud
Fatumnasi Dibenam Hujan
Hari ini Fatumnasi berada di atas awan dan di bawah air. Di tengah padang savanna luas yang membentang di atap Gunung Mutis, kami harus berbasah kuyup diterpa rembesan air hujan yang turun begitu saja tanpa bilang permisi. Langit yang semula