La Galigo dijumput dari nama putra Sawerigading Opunna Ware, tokoh epik Bugis, yang menikah dengan Wecudai Daeng Risompa dari Kerajaan Cina Wajo. Dalam perjalanan hidupnya, La Galigo menjadi Pajung Lolo, raja muda, bagi Kerajaan Luwu pada abad ke-14. Namun ada
Sulawesi Selatan
Fortifikasi Londo di Makassar
Apa yang engkau cari di fortifikasi londo ini? Tanya saya kepada diri sendiri kala berkunjung ke Fort Rotterdam. Sebiasanya saya bukanlah penggemar benteng yang hidup di bawah riuh rendah popularitas seperti ini. Sebelas dua belas dengan Fort Vrederburg di Yogyakarta,
Menyisir Kisah Fort Rotterdam
Karaeng Tunipalangga, Raja Gowa, menamainya Jum Pandan. Dari sanalah kemudian nama Ujung Pandang tercetus dan kemudian menjadi nama kota terbesar di Sulawesi ini. Sitadel bersejarah ini mengalami banyak perombakan. Pernah suatu ketika berwujud seperti kura-kura hingga disebut Benteng Penyu. Kini
Kembali Sua Pantai Losari
Wajah-wajah kusam terlihat suntuk. Di bawah payung-payung kecil segelintir orang berteduh dari jerangan matahari yang benar-benar jahanam siang itu. Nampaknya tiada seorang pun di antara mereka yang cukup sinting untuk berjemur di panasnya Pantai Losari. Kecuali kami. Sudah barang tentu
Losari di Ujung Pandang
Serabut-serabut benang mencuat dari topi kainnya yang kumal. Kulitnya hitam legam lantaran tersengat mentari setiap hari di tanah lapang yang panas ini. Namun saya yakin baginya panas membakar lebih membuka pintu anugerah bagi dagangan minuman ringan yang dipanggulnya daripada hujan
Ritual Makan Coto Makassar
Aroma semerbak memenuhi kedai sempit yang tertutup kain lusuh itu. Teruntuk saya, ditemani Rudy, menyantap coto Makassar adalah bagian dari ritual wajib dalam setiap kunjungan saya ke Kota Daeng. Meskipun coto Makassar mudah ditemui di berbagai kota Indonesia, menyantapnya di
Monumen Mandala Makassar
“Terlihat wanita-wanita desa untuk kali pertama datang ke pasar. Membawa ikan dan buah untuk dijaja. Mereka kini punya uang, yang belum pernah mereka lihat sebelumnya. Selama ini mereka tidak punya pasar. Semua diimpor Belanda. Buah, sayur, dan batu arang.” –
Sekejap di Balla Lompoa
Sebenarnya siang itu hujan. Namun Rudy dan saya santai saja dan nekat bermotor dari Makassar ke Sungguminasa. Mulai dari berdebat gara-gara GPS yang kurang akurat hingga tersasar menuju arah yang berlawanan, akhirnya kami tiba juga di situs bekas Kerajaan Gowa.
Mengakhiri Suatu Perjalanan
Bahkan teruntuk sebuah rute penuh narasi seperti Sulawesi, perjalanan tetap punya ujung. Melesaknya sang mentari perlahan-lahan di balik bukit menandai hari terakhir perjalanan panjang saya. Esok saya harus sudah kembali ke Jakarta untuk menjalani rutinitas. Permasalahan post travel blues biarlah
Monumen Cinta Habibie-Ainun
Seorang kawan pernah nyeletuk. Seandainya Monumen Cinta Presiden Soekarno dibangun di Jawa Timur maka anggarannya pasti lebih besar. Bukan hanya gara-gara bea pembuatan sedasa patung bakalan lebih mahal, namun pembangunan monumen poliamoris seperti itu dikhawatirkan lebih banyak mengundang kontroversi dan