Mendefinisikan Melayu-Jambi ibarat mengiris kulit tipis sebuah dinding pembatas etnis. Sejatinya dinding tersebut tidak pernah ada ataukah diada-adakan hanya karena kebutuhan identitas niscaya akan sebuah provinsi, saya kurang yakin. Melayu di pesisir timur tadinya merupakan sebuah kesatuan di era pre-republik,
Jambi
Catalina, Sisa Perjuangan Jambi
Wajahnya merengut. Bibirnya setengah ditekuk. Bapak setengah tua itu duduk di ujung ruangan sembari menatap anak-anak sekolah dasar yang berlarian kesetanan di halaman museum. Saya tidak tahu pasti, namun dapat ditebak bahwa bapak tersebut kesal dengan perilaku anak-anak tadi yang
Ada Apa di Museum Siginjai?
Semak belukar berayun-ayun ke sana kemari. Pohon-pohon akasia di tepi jalan tiada henti mencucurkan air yang membentuk genangan di bawah kakinya. Hujan yang mengguyur Kota Jambi semenjak fajar baru saja berakhir, namun angin masih berhembus liar tatkala kami berusaha mencapai
Hujan-Hujan di Danau Sipin
Lupakan gambaran cantik permai tentang sebuah danau. Danau Sipin sebagai danau yang terletak di Kota Jambi ini membentang paralel dengan Sungai Batanghari yang membelah kota menjadi dua. Permukaannya yang tenang lebih banyak dihiasi oleh tambak-tambak ikan warga dan beberapa rakit
Melintas Jembatan Makalam
“Makalam itu singkatan dari Makam Lama,” terang Bella kepada saya ketika kami berdua berjalan kaki melintasi jembatan berdinding merah ini di bawah guyuran gerimis yang sedari pagi membasuh Kota Jambi, “Namun entah di mana makamnya.” Pertanyaan tersebut barulah terjawab setelah
Selamat Hari Pahlawan 2017!
Patung pahlawan Sultan Thaha Syaifuddin ini menyambut setiap pelancong yang masuk Provinsi Jambi dari bandara utamanya, Bandar Udara Sultan Thaha Syaifuddin. Nama sang sultan Melayu-Jambi ini memang menjadi ikon bagi perjuangan rakyat Jambi di dalam menghadapi kolonialis Belanda pada abad
Gelap Pekat Malam Terakhir
Cahaya lilin menari-nari liar tertiup desir angin hutan. Seperti sebiasanya, Kersik Tuo gelap gulita lantaran mati listrik semenjak sore tadi. Gunung Kerinci dan hampar luasan perkebunan teh yang siang tadi nampak apik kini sudah sama sekali tidak terlihat. Jalan kecil
Liar Alam Ladeh Panjang
Ladeh Panjang bukan nama yang familiar bagi masyarakat luas. Namun bagi pegiat satwa, nama ini menjadi totem Sumatera bagian Barat. Inilah rawa-rawa yang merupakan sangtuari, kediaman harimau Sumatera di Jambi, harapan sekaligus remah-remah terakhir sang raja hutan selain Bukit Barisan
Sekilas Tentang Kayu Aro
Darjeeling memang bukan. Namun sebaran perkebunan teh luasan Kayu Aro yang menghampar hingga lereng-lereng Kerinci memang mengingatkan saya kepada eloknya Benggala Barat. Konon seluruh bibit teh yang ada di perkebunan ini pada mulanya dibawa dari Assam oleh kolonialis. Dari sanalah
Industri Teh di Kersik Tuo
Langit sudah terang namun sepertinya matahari belum kelihatan. Terlampau pagi mungkin. Kabut tebal masih terlihat memayungi kaki Gunung Kerinci, sementara puncaknya tidak terlihat lantaran tertelan awan. Udara pagi yang dingin menusuk tulang tidak sanggup menghalangi niatan saya untuk berjalan menyisir