Jungkir Balik di Sungai Siak

Belum pukul delapan pagi saya sudah duduk manis di dermaga Sungai Duku. Kapal motor yang akan membawa pejalan ngenes ini ke Siak Sri Indrapura akan segera bertolak dari ambang sungai Pekanbaru. Perjalanannya sendiri makan waktu dua jam, maka sewajarnya kunjungan ke Siak bisa dipungkas dalam satu hari.

Kapal motor tiba. Saya duduk di bangku tengah, baris keempat. Sesaat sebelum berangkat, salah satu staf dermaga menutupi kapal dengan terpal rapat-rapat sehingga suasana menjadi sumpek dan panas seperti di dalam pemanggangan.

“Percayalah,” kata si bapak, “Jika tidak ditutup nanti akan lebih panas.”

Segera setelah bertolak dari dermaga Sungai Duku, kapal motor lapuk ini meluncur dengan kecepatan tinggi. Hembus angin yang masuk lewat sela-sela terpal menjadi menghempas udara panas yang sejak tadi mengendap di kabin kapal.

Di sebelah saya duduk seorang mahasiswi dari Universitas Gadjah Mada yang kebetulan sedang pulang kampung. Dari satu dua ceritanya saya sudah bisa mendapatkan gambaran seperti apa Siak Sri Indrapura. Hanya itu yang saya tahu. Selebihnya hanya angan-angan dan petikan gambar dari internet.