Gulung-gulung awan putih mengambang rendah di kejauhan dan bergerak cepat mendekat. Kemudian awan-awan itu seakan-akan pecah menjadi halimun pekat yang menyelimuti padang savanna pada siang hari itu. Cahaya matahari tanpa berdaya untuk menembusnya dan seketika suasana pun menjadi redup nyaris
Month: December 2017
Ritual di Atap Fatumnasi
Pak Mateos Anin mengangkat kedua tangannya kemudian berbicara lantang di dalam linguistik yang tidak saya pahami. Di bawah juluran ranting-ranting tebal pohon renta yang ada di puncak Gunung Mutis itu sang tetua suku mengawali ritualnya. Rombongan Polres Timor Tengah Selatan
Menciduk Mata Air Mutis
Di antara gunduk-gunduk bukit yang berselimut rumput itu terselip sebuah jeram. Untuk mencapainya saya harus merosot turun menyusuri petak-petak rumput yang curam nyaris vertikal. Dua puluh meter dalamnya. Di bawah sana sungai kecil dengan gemericik airnya terlindung dari pekatnya kabut,
Padang Rumput Fatumnasi
Sesaat kami sempat melipir jurang terjal yang dasarnya tidak terlihat lantaran tertutup kabut. Tetapi melihat pucuk-pucuk pohon tinggi menjulang setinggi hidung saja, saya meyakini bahwa di sisi kanan kami saat ini adalah jurang sedalam lebih dari tiga puluh meter. Mobil
Naik Mutis, Mandi Lumpur!
Pagi itu Hutan Mutis ibarat gunungan lumpur. Hujan yang mengguyur dua malam silam meninggalkan jejak berupa tanah merah lembek yang menggenangi badan jalan. Akibatnya kendaraan yang berusaha melintas pun kesulitan untuk mempertahankan diri di dalam lintasan, ibaratnya bermain sepatu roda
Jalur Neraka di Fatumnasi
Tanah merah yang dipijak itu tiba-tiba amblas. Mengirimkan mobil yang melanju di paparannya terperosok ke bahu jalan, menghantam batang pohon besar yang memagari lintasan Cagar Alam Gunung Mutis. Kami pun berlarian turun untuk membantu mengeluarkan mobil tersebut dari jebakan kubang
Selamat Hari Natal 2017!
Perjalanan ke Bagansiapiapi membawa saya menemui sebuah kota tua yang masih menyimpan eksotisme di balik modernitas. Tidak hanya sisa pembangunan ala Tionghoa melainkan juga remah-remah sisa kolonialis, salah satunya adalah Gereja Santo Petrus Paulus yang berada di salah satu sudut
Ritual Adat ala Suku Mollo
Lapangan itu diselimuti rerumputan hijau tipis yang masih basah akibat embun semalam. Kanan kirinya dikepung oleh bukit kecil dan batu karang legam yang membentengi setiap sisinya yang dirimbuni oleh selapis pepohonan teduh yang menghalangi cahaya masuk. Tidak terlihat apapun yang
Surga dari Nuaf Nefomasi
Nuaf Nefomasi, atau tenarnya disebut Gunung Mutis, ibarat pecahan surga yang turun di bumi. Padang rumput hijau yang beririsan dengan bongkah-bongkah batu besar hitam kelam menjadi hamparan hidup bagi kuda dan sapi liar yang berkeliaran di paparannya. Tanah tinggian dari
Membelah Cagar Alam Mutis
Kuda-kuda liar yang asyik merumput itu tersentak dan berlari ketika mendengar deru mesin mobil kami yang dipacu melintasi jalanan berbatu di Cagar Alam Gunung Mutis. Pemandangan padang rumput dan hutan pinus silih berganti mewarnai perjalanan yang baru berlangsung selama setengah