Mitos dari Kebun Binatang

Lima tahun saya tinggal di Bandung, belum pernah satu kali pun saya berkunjung ke Kebun Binatang Bandung. Taman satwa yang berlokasi di depan Institut Teknologi Bandung ini memang agaknya kalah pamor sebagai tempat bersinggah dibandingkan dengan pusat-pusat perbelanjaan yang menjamur di Kota Bandung belakangan ini.

“Kalau belum lulus kuliah jangan ke sana nanti susah lulus,” celetuk Wahyu entah bercanda atau serius, “Eh dibilangin beneran kok, kalau ke Kebun Binatang Bandung belum wisuda nanti bisa nggak wisuda-wisuda.”

Mitos dagelan ala mahasiswa itu tidak mengurungkan niat saya untuk berkunjung ke Kebun Binatang Bandung. Toh lulus saya sudah telat juga dari zaman kapan. Jadilah siang itu saya bersama dengan beberapa teman dari laboratorium berkunjung ke kebun binatang yang terletak tepat di depan kampus Institut Teknologi Bandung ini.

Secara umum, ukuran kebun binatang ini boleh dibilang tidak besar. Baik ukuran secara keseluruhan maupun ukuran kandang per kandang, salah satunya adalah kandang harimau yang saya rasa terlampau sempit. Beberapa hewan di kebun binatang ini sejatinya cukup terawat walaupun secara kapasitas tempat tinggal kurang mumpuni.

Siang itu saya menghabiskan waktu di kebun binatang ini, untuk sekedar nongkrong dan ngobrol ngelantur dengan teman-teman dan mengambil beberapa foto untuk dijadikan aset video. Selebihnya adalah jalan-jalan tanpa arah di dalam lokasi kebun binatang hanya saja karena saya merasa sayang sudah terlanjur bayar tiketnya.

“Sudah, cari makan yuk!” ajak saya kepada teman-teman yang ditanggapi dengan koor setuju, “Dari sini sebaiknya kita ke Dago, di sana ada Mie Aceh yang bisa kita santap bareng-bareng.”