Yang unik barangkali adalah dinamika ekonomi di sekitar sungai. Saya melihat banyak pedagang roti keliling yang menjajakan rotinya di atas perahu-perahu kecil yang menyusuri sungai. Mereka berputar-putar di sekitar Sungai Martapura dan Sungai Antasan untuk menawarkan roti kepada para penghuni
Kalimantan Selatan
Perahu Penjual Rambutan
“Rambutan berapa sekitar, Pak?” tanya saya dari atas pondok ketika melihat sampan penuh rambutan melintas di sungai yang berada tepat di bawah rumah bambu kecil ini. “Lima ribu,” kata bapak itu menengadah seraya mengapit sigaret yang masih menyala di antara
Memoar Museum Wasaka
Setelah melalui petualangan berputar-putar dan anekdot museum yang digembok, akhirnya saya bisa masuk juga ke museum perjuangan kebanggaan rakyat Kalimantan Selatan ini. Museum ini tidak terlalu besar, ukurannya mungkin hanya selapang dua kali ruang kelas. Isinya pun termasuk sangat sederhana,
Singgah di Museum Wasaka
Setelah berputar-putar hampir satu jam mencari museum yang posisinya tidak jelas ini, akhirnya saya berhasil menemukannya. Dengan puas saya pun bergegas masuk. Alangkah terkejutnya saya melihat pintu museum tersebut terkunci rapat. Digembok. Lho, museum kok digembok? Ataukah memang hari ini
Di Masjid Sultan Suriansyah
“Kiai Damang Astungkara mendirikan wakaf Lawang Agung Masjid di Nagri Banjar Darussalam pada hari Isnain pada sapuluh hari bulan Sya’ban,” kemudian tulisan masih berlanjut namun samar-samar nyaris tidak terbaca. Gurat-gurat tulisan aksara Arab-Melayu itu tertatah selama lima abad di daun
Kampung Ketupat Banjarmasin
Pergi ke pasar pada pagi hari adalah rutinitas ibu-ibu. Tatkala berada di Kota Banjarmasin kemarin, saya mencoba untuk menapaktilas jejak ibu-ibu dengan mengunjungi pasar yang terletak di sebelah kantor gubernur Kalimantan Selatan. Meskipun berada jauh di Kalimantan, pemandangan pasar tradisional
Rumah Tua di Banjarmasin
Rumah-rumah kayu tua itu nampak lebih tua daripada jalannya. Namun yang jelas tidak lebih tua daripada sungainya. Bagi siapapun yang melintas di waterfront Sungai Martapura, rumah ini tidak akan luput dari pandangan karena wujudnya yang begitu mencolok. Demikianlah, gugus-gugus kolonial
Temaram Sungai Martapura
Sudah lebih tiga jam lewat di Banjarmasin. Sementara awan hitam seakan tak bosan-bosannya memayungi sedari kedatangan saya siang tadi. Matahari baru saja terbenam ketika saya berjalan seorang diri menggendong ransel hitam menyusuri perkampungan di pelipir Sungai Martapura. Kota Seribu Sungai,
Sisir Tambang di Tabalong
Pertambangan ialah salah satu urusan rumit dengan simpang-simpang siluman dan ribuan muara kepentingan yang nyaris tidak masuk akal untuk diformulasi. Ada kepentingan si ini, si itu, dan si anu di lubang-lubang besar yang dikeruk di penampang planet ini. Tentu tidak
Singgah Sejenak di Amuntai
Dua ratus kilometer dari Kota Banjarmasin, mobil yang membawa kami berempat berhenti di tepi jalan. Teman-teman saya bergegas keluar untuk menjalankan ibadah sholat di salah satu masjid yang terletak di pinggir jalan provinsi. Sementara saya berjalan-jalan meluruskan kaki sembari melihat-lihat