Lombok dikenal oleh karena alamnya, bukan karena kota tuanya. Ketika bilang Senggigi atau Rinjani, sudah barang tentu orang-orang akan mahfum tentang apa yang saya bicarakan. Namun tidak demikian halnya dengan Ampenan. Kota tua yang merupakan cikal bakal Kota Mataram ini
Nusa Tenggara Barat
Melepas Malam di Bima
“Di kota ini tempat nongkrong ya cuma alun-alun ini dan Taman Ahamami,” terang Anif kepada saya yang sedang duduk di hampar Lapangan Serasubah yang riuh malam itu, “Satu lagi tempat nongkrong agak luar kota sana.” Seharian saya berkeliling bersama Anif,
Kuliner Masam ala Bima
Inilah padanan makanan yang harus saya santap seraya mengerutkan kening. Masamnya tidak tanggung-tanggung, seperti ikan yang direbus dalam rendaman cuka selama berabad-abad. Uta palumara londe dan uta sepi tumis adalah dua santapan yang ditawarkan oleh Anif kepada saya pada malam
Bima Tumbuh di Tepi Laut
Anif mempercepat langkahnya. Kaki-kakinya lincah menyusuri tanah kering perbukitan di sisi Dana Traha, hingga akhirnya kami tiba di ujung tebing, di sebuah puncak yang menghadap ke lautan lepas. Dari atas sini Kota Bima terhampar di bawah sana lengkap dengan segala
Dari Tinggian Dana Traha
Tanahnya agak becek sisa hujan semalam. Kedua kaki saya berusaha untuk menapaki jalanan yang ketika dipijak terkadang merosot ke bawah lantaran remah-remah lumpur ada di mana-mana. Tanah perbukitan ini terus menanjak hingga akhirnya kami tiba di pelataran luas di puncak
Uma Lengge Filosofi Bima
Mentari senja menerangi jalan kami ketika sepeda motor kecil itu digeber oleh Anif menyusuri tepian ngarai di Kota Bima. Dari lekukan jalan utama, kami menerabas masuk ke lorong kecil mengarah ke Desa Maria. Di sanalah kami berencana untuk menjelajahi salah
Bima dari Pinggir Ngarai
Saya meminta Anif menghentikan motornya. Kami berdiri di paparan jalan raya yang sepi, tepat di ambang tebing. Sementara di bawah sana terbentang hamparan padang rumput menghijau dalam celah sempit yang diapit oleh dua perbukitan. Cahaya matahari berpendar apik menembus sela-sela
Tensi Tinggi Politik Bima
Gejolak politik di Kota Bima ibarat panci penggorengan yang diletakkan di atas kompor menyala. Panas. Meskipun hanya berupa kota kecil di Nusa Tenggara Barat, intrik politik dan dinamika kehidupan masyarakatnya sudah bersaing dengan kota-kota besar. Sebut saja kasus Pilkada yang
Singgahan Soekarno di Bima
Bosan. Bapak bertubuh tambun dan berkumis tebal itu terlihat sumringah ketika saya tiba. Sedari tadi beliau duduk seorang diri menjaga istana berusia ratusan tahun ini dari pengunjung yang tidak setiap hari ada. Dari duduknya yang hanya ditemani segepok koran dan
Lika-Liku Sultan Salahuddin
Sultan Muhammad Salahuddin lahir dan besar di lingkungan santri. Ayahnya adalah Sultan Ibrahim yang memimpin Kesultanan Bima dan konon memiliki hubungan akrab dengan Kerajaan Arab di Mekkah. Faktor lingkungan yang religius inilah yang membuat Sultan Salahuddin dididik dan dibesarkan oleh