Santap Siang Jakarta Lama

Aktivitas paling populer di restoran ini selain makan adalah people watching, alias mengamati manusia-manusia lalu lalang di sepanjang jalan masuk kawasan Kota Tua Jakarta. Setelah tuntas menyusuri sudut-sudut Kota Tua, tibalah saatnya Untsa dan saya beristirahat di restoran ini, sekedar mengisi perut dan berbagi cerita.

Di seputaran Kota Tua terdapat banyak rumah makan yang menjual menu-menu khas Betawi. Kebetulan siang itu saya berkesempatan untuk mencoba bir pletok. Barangkali untuk orang Jakarta ini adalah minuman yang lumrah, namun orang luar Jakarta banyak yang agaknya alien dengan minuman yang satu ini.

Walaupun mengandung kata “bir”, minuman ini tidak beralkohol. Bir pletok adalah minuman yang terbuat dari campuran jahe, pandan, dan serai. Biasanya kayu secang juga turut ditambahkan ke dalam komposisi minuman ini untuk menambah daya tarik warnanya yang semakin terlihat kemerah-merahan ketika diseduh air panas.

“Entahlah,” jawab saya pada saat Untsa menanyakan rencana perjalanan saya berikutnya, “Saya mungkin mau ke London awal bulan depan tapi berat hatinya meninggalkan negara yang penuh warna seperti ini.”

Ya. Saya masih ingin menjelajah Indonesia. Barangkali sepulang dari Inggris, saya akan mengunjungi Bengkulu.