Gara-gara tidak menduga Museum Ullen Sentalu tutup, Vhindy dan saya terpaksa mencari hiburan lain di Kaliurang. Hiburan di sini berarti makanan. Jadilah kami berdua bermotor mengunjungi salah satu kedai paling kondang se-Kaliurang. Sebenarnya kami baru saja makan nasi bandeng, bukit
Month: December 2015
Melewatkan Senja di Belitung
Burung pertama hinggap di dek kapal. Guratan cahaya malu-malu bersembunyi di balik mendung. Siluet kapal tercetak apik berbaur dengan tenteram perairan Belitung. Awan padat dan pejal berarak tersimak, terpapar cahaya jingga menyala cerah, perlahan redup, dan kemudian padam. Jadilah nyala
Anak-Anak Sinting Belitung
Ini mungkin perjalanan paling sinting yang pernah saya ikuti. Pasalnya salah satu prasyarat persinggahan napak tilas ke Kampung Laskar Pelangi adalah mengenakan seragam sekolah dasar! Jadilah kami bersepuluh mengenakan seragam kebesaran yang kekecilan tipikal anak-anak sekolah dasar kecuali Eka yang
Kerusakan yang Jadi Wisata
Mobil dipacu menyusuri aspal mulus melipir kota Tanjung Pandan. Tidak berapa lama, sopir membanting setir di sebuah tikungan yang tidak nampak dan mobil pun masuk ke jalanan tanah keras berbatu. Seisi mobil terguncang-guncang ketika kendaraan sesak tersebut membelah rimbunnya tanaman
Melepas Hari di Tanjung Tinggi
Boleh jadi semua orang menyimpan sepenggal pertanyaan yang sama ketika pertama kali melawat ke tataran Tanjung Tinggi, bagaimana bongkah-bongkah granit nan masif bisa terdampar di sini? Entahlah. Saya juga orang baru di sini. Yang jelas Tanjung Tinggi memang meroket popularitasnya
Lengkuas, Pulau Mercusuar
“Maaf. Mercusuar sedang dalam perbaikan,” ucap petugas penjaga. Singkat. Selesai. Pupus sudah harapan kami bersepuluh untuk bisa berfoto-foto dari atap menara historis di pulau kecil ini. Pulau Lengkuas namanya. Senama dengan bumbu dapur. Kecewa jelas, namun tanpa adanya mercusuar pun
Penghidupan dari Kelayang
“Dahulu kami anggap batu-batu besar ini biasa saja,” kata si bapak pembawa perahu, “Kami tidak pernah menyadari kami punya pantai yang indah sebelum orang Jakarta ramai-ramai datang ke sini.” Seumur hidupnya dihabiskan di Tanah Belitung namun belum pernah terlintas sedikit
Menapakkan Kaki di Belitung
Siapa mereka? Jangan tanya saya. Saya tidak kenal mereka. Sebulan silam saya hanya mengiyakan ajakan di sebuah grup Facebook. Hari ini bersama sepuluh orang yang tidak saya kenal tadi, saya sudah berada di Belitung. Kami menyewa dua buah pondok kecil
Mengecap Kesunyian Linow
Tanpa kaok burung hutan, mungkin ia hanyalah kesenyapan tak bertuan. Danau cantik di ceruk Minahasa ini memang biasa dinikmati dalam diam, tanpa sepatah kata pun termenung menikmati cangkir demi cangkir kopi yang aromanya berbaur dengan aroma sulfur. Lilinowan, dalam Bahasa
Bisik Lirih Danau Linow
Di simpang jalan itulah saya diturunkan. Kabut tebal setinggi hidung menyelimuti Lahendong sementara saya seorang diri berjalan membawa ransel besar. Gerimis nampak belum bosan-bosan membasuh tanah Minahasa semenjak pagi tadi, mengiringi langkah saya masuk ke kerimbunan Danau Linow. Hans menjabat