Bandung bukanlah yang pertama. Dua puluh tahun setelah Staats Spoorwagen membangun jalur kereta api di Semarang, barulah kemudian Bandung dilirik. Bukan salah Bandung. Memang harus jujur dataran Priangan adalah medan berat serba sulit bagi pembangunan transportasi semacam kereta api, belum
Jawa
Tahu Bungkeng Sumedang
Muka saya belepotan. Hitam legam lantaran debu jalanan. Hampir tiga jam saya abai akan buram kacamata berkendara seorang diri dari Bandung ke Sumedang. Dari keluaran Bandung di Cileunyi yang padat sesak dengan kendaraan, hingga melintasi jalur maut Cadas Pangeran nan
Selamat Hari Merdeka 2016!
Acap saya singgah di Surabaya, tapi baru kali ini saya mengunjungi Tugu Pahlawan. Pertemuan singkat dengan Fitri membawa saya ke tugu bersejarah ini. Alhasil, ini adalah gambar pertama yang diambil oleh Fitri sesaat setelah kami mencapai tempat ini. Tepatnya di
Danau Pangkalan yang Lenyap
Saya paham benar apabila peta tua tidak selalu akurat. Saya juga tahu pasti bahwa semakin uzur sebuah peta maka semakin besar kemungkinan realita sudah berlainan dari lekuk-lekuk jalan atau pemukiman yang dipetakan. Namun tidak pernah terbersit di dalam bayangan saya
Di Kaki Gunung Mandalawangi
Nama Gunung Mandalawangi, gunung dengan tiga puncak, memang tidak setenar kolega-koleganya di Priangan. Padahal panorama gunung ini pasti anda saksikan ketika anda menaiki kereta api dari timur menuju ke Bandung melalui jalur selatan. Demikian pula ketika saya berkendara menerobos masuk
Menuju Garut Lewat Cijapati
Enggan hati ini untuk berjibaku dengan kendaraan kelas berat di jalur Nagreg. Namun tak banyak yang mengetahui bahwa ada jalur alternatif dari Bandung untuk mencapai Garut. Jalur ini kadangkala dikenal dengan sebutan jalur Cijapati. Rutenya menghubungkan antara Majalaya di wilayah
Kopi Joss, Tanpa Filosofi
Andai bukan lantaran kedatangan Baizurah dan Lot dari Sabah, boleh dipastikan saya tidak akan bercengkerama di warung kopi joss malam-malam seperti ini. Namun kedatangan mereka berdua dari Kinabalu membuat saya harus memutar otak untuk mencari-cari delikasi kuliner yang cukup spesial
Malioboro yang Melegenda
Tersebutlah dua hikayat etimologis Malioboro. Salah satunya berasal dari Bahasa Sansekerta yang berarti karangan bunga. Tatkala Kraton Yogyakarta berhajat, penuhlah pasase Malioboro dengan warna-warni bunga. Beda halnya dengan teori lain yang lebih tenar yang menengarai Malioboro adalah peleset lidah Jawa
Kabaret Show Oyot Godhong
Kalau bukan lantaran obrolan warung kopi dengan Cak Riswanto, besar kemungkinan saya abai dengan keberadaan pertunjukan kabaret yang satu ini. Namanya Oyot Godhong, bak pertunjukan panggung ala Pattaya, tontonan utama di tempat ini adalah para bencong kaliren berbody luhur. Sayangnya
Jalan Terjal ke Candradimuka
Rantainya putus. Sepeda motor itu terseok. Mungkin si tukang ojek mulai menyesali tawaran lima belas ribu rupiah yang membuatnya harus jatuh bangun melintasi jalanan rusak ini. Entahlah. Insiden putusnya rantai ini berarti perpisahan untuk saya dan si tukang ojek. Baginya