Bicara soal pantai di papar Gunung Kidul memang ibarat Ridwan Kamil bicara soal jomblo. Alias tidak ada habis-habisnya. Mulai dari Baron, Kukup, Krakal, Sundak, Siung, Sepanjang, Drini, Wediombo, hingga Indrayanti berjajar-jajar membentengi kabupaten terluar Daerah Istimewa Yogyakarta ini dari Samudera Hindia.
Beberapa di antaranya adalah nama lama, beberapa di antaranya belakangan meroket.
Dua ciri khas dari pantai-pantai yang terdapat di selatan Pulau Jawa ini adalah pasir putih dan gelombang liar, sebuah kombinasi maut yang memikat banyak orang dan menelan banyak korban. Di sebalik setiap keindahan pantai yang berserak di paparan selatan Gunung Kidul tersimpan bahaya yang tidak main-main.
Siang itu saya bersama keluarga mengunjungi satu per satu dari sekian banyak pantai yang ada di sana. Berawal dari Pantai Baron dan Pantai Kukup yang ramai, kemudian Pantai Krakal yang sunyi senyap dan berombak liar. Bicara soal sepi dan ramai, sudah barang tentu kawasan wisata yang sepi lebih menjadi favorit saya.
“Dahulu memang Baron dan Kukup saja yang terkenal,” terang Pak Sabri yang saya temui di warung kecil di tepi Pantai Krakal, “Tetapi sekarang Pantai Indrayanti, Pantai Wediombo, dan pantai-pantai lain juga mulai terkenal. Karena orang kan sekarang suka cerita-cerita, jadi temen-temennya ikut datang ke sini.”