Riuh Rendah Pantai Kukup

Bentangkan peta Gunung Kidul, maka anda akan menemukan dua puluh pantai berjajar di sepanjang paparan selatan kabupaten terluas di Daerah Istimewa Yogyakarta ini. Dan di antara dua puluh pantai tersebut, Pantai Kukup adalah salah satu yang paling kondang dan pertama kali didapuk sebagai ikon Gunung Kidul.

Pantai Kukup terletak di Desa Kemadang. Untuk menggapai papar pantai dari Wonosari, kita akan dihadapkan kepada jalur yang berkelok-kelok membelah perbukitan tandus dan pegunungan kapur di selatan Jawa. Namun tidak perlu khawatir lantaran aspal yang membelah wilayah ini relatif terbilang sudah mulus, tidak seperti dua puluh tahun silam.

Salah satu keistimewaan dari pantai ini, terlepas dari riuhnya, adalah kekayaan biota lautnya. Meskipun boleh dibilang beberapa tahun belakangan ekosistemnya mulai menipis. Di Pantai Kukup anda dapat melihat berbagai ragam ikan yang terperangkap di dalam akuarium-akuarium alamiah yang terbentuk dari batu-batu karang.

Menyusuri tepian Pantai Kukup serasa berjalan di atas lantai karang berbalut lumut.

Selain itu kaki perbukitan di tepi pantainya juga dihiasi oleh gua-gua karang purba yang menyimpan berbagai renik laut. Beberapa bagian dari karang ini kerap digunakan sebagai lokasi memancing oleh para penghobi dan bapak-bapak setengah tua, sementara pengunjung anak-anak lebih banyak memanfaatkan waktu mereka untuk bermain-main dengan pasir putihnya.

“Dua puluh tahun yang lalu saya ke sini ada orang hilang terseret ombak,” terang Pak Tris ketika berjalan menemani saya menyusuri pasir putih pantai ini, “Karena di sini gelombang laut itu benar-benar liar. Dari atas saja terlihat kencang, apalagi arus di bawah sana. Bisa menyedot orang ke pusaran.”

Memang benar. Dalam historinya, pantai ini jauh lebih sering menghiasi surat kabar lantaran memakan korban daripada karena keindahannya. Seiring dengan berjalannya waktu, keamanan pantai ini telah jauh ditingkatkan. Meskipun sesekali masih saja kejadian-kejadian ceroboh terjadi di paparan lautnya yang liar.