Drum Drum Pencabut Nyawa

Barangkali tidak ada psikopat yang lebih gila daripada Brigadir Jenderal Jens Anderson Doe yang memimpin penyerbuan ke gua-gua pertahanan Jepang di Biak. Sudah sekian lama persembunyian tentara Jepang di bawah tanah ini menyulitkan tentara Amerika Serikat yang berjumlah lebih besar dan mempunyai persenjataan lebih lengkap. Hantaman artileri dan senapan mesin tentara Jepang menewaskan banyak serdadu Amerika Serikat dan mengakibatkan Jenderal Douglas MacArthur kehabisan kesabaran. Biak gagal ditaklukkan.

Jenderal Horace Fuller dicopot dan digantikan oleh Brigadir Jenderal Jens Doe. Inilah perubahan kepemimpinan yang membawa perubahan kesintingan di dalam perang Amerika Serikat melawan Jepang di Biak.

Di bawah komando Doe, drum-drum berisi bensin dijatuhkan oleh armada udara. Sisanya dibiarkan terbuka kemudian isinya dialirkan melalui pintu gua ke dalam pasase-pasase sempitnya, bensin mengalir menggenangi setiap sela-sela lorong gua dan kemudian dinyalakan. Nyala bara api menyesaki gua kemudian disusul bunyi ledakan kencang tanda gudang amunisi Jepang meledak.

Suara runtuhan atap gua menyesaki ambien hutan yang kemudian disusul dengan ledakan-ledakan berikutnya. Tentara Jepang yang mengalami luka bakar hebat berlarian keluar membawa bayonet mereka, menusuk tentara Amerika Serikat dengan membabi buta dalam misi kamikaze terakhir mereka. Sebuah pemandangan yang dideskripsikan oleh Doe sebagai “pemandangan dari neraka”.

Tentara Amerika Serikat menyeruak masuk dan menggorok semua prajurit Jepang yang mereka temui, hidup atau mati, untuk memastikan bahwa tidak ada lagi tentara Jepang yang tersisa. Perlu lebih dari dua minggu bagi Amerika Serikat itu menyapu bersih gua-gua pertahanan di seantero Pulau Biak.

Dalam sebuah kesempatan, sejarah mencatat bahwa Amerika Serikat menurunkan 850 ton Trinitrotoluena (TNT) ke dalam gua bawah tanah dan meledakkan seisi gua. Gempa bumi luar biasa hebat menggoncang beberapa perkampungan akibat ledakan tersebut.

Tidak semua tentara Jepang bersembunyi di dalam gua. Beberapa di antara mereka bertempur secara kamikaze melawan tentara Amerika Serikat dalam perang penghabisan. Mereka menyerang maju pasukan Amerika Serikat dengan bayonet meskipun harus mengorbankan nyawa mereka sendiri. Dalam semalam sebanyak 109 serdadu Jepang menyerbu markas tentara Amerika dan seluruh tentara Jepang tewas dalam misi bunuh diri tersebut.

Butuh waktu dua bulan sebelum akhirnya Biak jatuh ke tangan Amerika. Sebanyak 6.500 nyawa melayang dari kedua belah pihak, menandai sebuah pertempuran paling biadab yang pernah dicatat oleh sejarah Perang Pasifik.