Senantiasa ada keterikatan antara mitos dengan realita. Ketika sebuah epik lahir di tengah-tengah masyarakat, besar kemungkinan ada historia melatarbelakangi kemunculannya. Tidak terkecuali dengan legenda Sunda ihwal Kawah Ratu di pucuk Gunung Tangkubanparahu. Alkisah sepungkas kemarahan Sangkuriang, Dayang Sumbi menceburkan dirinya
Jawa
Nongkrong di Kafe Sumur
Sumur di sini adalah abreviasi dari Susu Murni. Kafe Sumur adalah pelarian favorit saya selama masih berkuliah di Kota Bandung. Dengan jarak yang tidak terlampau jauh dari kota, bahkan terjangkau oleh angkot, membuat kafe di tinggian Lembang ini terasa begitu
Cirebon Tumbuh dari Pesisir
Kawasan itu dikenal sebagai daerah Muara Jati, wilayah Kerajaan Singapura. Bukan Singapura yang itu, tapi Singapura yang lain yang merupakan bagian dari Kerajaan Galuh di waktu silam. Dari desa nelayan kecil di pesisir Laut Jawa inilah lahir sebuah kota pelabuhan
Goa Sunyaragi Penuh Cerita
Kesalahan terbesar kami adalah tiba pukul dua siang. Goa Sunyaragi yang terletak di tepian Kota Cirebon ini benar-benar berada di tanah lapang yang terbuka, nyaris tanpa peneduh apapun. Jadilah kepala ini serasa dijerang di atas wajan penggorengan. Mira dan saya
Menjajal Kuliner khas Cirebon
Tujuan pertama Nasi Jamblang Ibu Nur menyambut kita di luar ekspektasi dengan limpah ruah tamu yang seakan-akan belum makan sejak minggu kemarin. Antrean membludak hingga ke tengah jalan. Mira dan saya pun menyerah. Kami mencoba mencari opsi kedua untuk menjajal
Museum Kraton Kasepuhan
Salah satu totem terbesar yang dimiliki Kesultanan Cirebon adalah Kereta Singa Barong. Kereta ini dirancang atas perintah Pangeran Mas Zainul Arifin pada tahun 1649 berdasarkan Candrasangkala yang berbunyi “iku pandita buta rupanane” yang melambangkan tarikh 1751. Kereta kerajaan yang didesain
Petilasan Pangeran Cakrabuana
“Silakan masuk ke dalam sana, Mas!” cetusnya, “Tetapi mbaknya tidak boleh ikut, hanya laki-laki yang boleh masuk ke Patilasan Pangeran Cakra Buana jadi sebaiknya mbak tunggu di sini saja.” Mira hanya nyengir kecil ketika saya memutuskan untuk masuk seorang diri
Napak Tilas Kesultanan Cirebon
Pada era Mataram Kuno, Cirebon adalah batas terbarat pemukiman Jawa. Lebih ke barat lagi maka tersisalah hutan lebat dan rawa-rawa hingga ke ujung Merak, yang mana dikuasai oleh tiga bangsa yang berbeda, Belanda di Batavia, Banten, dan Tatar Pasundan. Cirebon
Rekam Perundingan Linggarjati
Delegasi Indonesia ditempatkan di dalam kamar-kamar luas berlantai batu. Masing-masing petinggi Belanda dan Indonesia ini mendapatkan sebuah ranjang kecil yang hanya muat untuk satu orang. Tidak demikian dengan Sutan Sjahrir. Sang kepala delegasi ditempatkan di rumah lain, agak jauh dari
Meracik Indonesia di Linggarjati
Namanya begitu tenar menghiasi buku-buku sejarah, namun banyak mata yang tidak awas untuk menyadari bahwa Perundingan Linggarjati hanya berlaku sejatinya untuk tiga bulan lebih. Perundingan Linggarjati adalah sebuah nota kesepakatan antara Belanda dan Indonesia, sebuah negara yang baru berusia dua