Dari Desa Cepogo saya tidak berpapasan dengan satu kendaraan pun. Barangkali memang lintasan ini tidak selazimnya dilintasi pada hari Rabu siang. Di sepanjang perjalanan saya hanya menggeber sepeda motor mengaspal jalan raya sempit yang memangkas melalui pasase irisan Gunung Merapi
Jawa
Selamat Hari Natal 2016!
Gereja Blenduk merupakan salah satu bangunan bersejarah yang terletak di Kota Semarang. Beberapa tahun silam saya berkesempatan untuk mengunjungi gedung gereja tua ini di Kota Tua. Gereja Blenduk berdiri tahun 1753, di bawah pimpinan Pendeta Johannes Swemmelaar. Hingga sekarang gedung
Muram Pagi Museum Prasasti
Nobody knows the troubles I see, Nobody knows my sorrow. Wajah malaikat marbel itu menghadap lekat-lekat ke arah saya, namun tatapannya kosong. Tiga malaikat lainnya berdiri berjajar di dinding-dinding pembatas pagar, menengadah seraya meniup sangkakala batu dalam hening. Gerimis yang
Baris Epitaf Museum Prasasti
Museum Taman Prasasti adalah altar histori hal ihwal kematian. Pada sela-sela kerunyaman Tanah Abang, kober tua ini terselip begitu saja lepas dari pandangan-pandangan yang kurang awas. Memang museum ini tidak terlihat begitu mencolok dari luar sana, tidak banyak yang terlihat
Kerak Telor dari Jakarta
“Ketika semua orang berjualan kerak telor, lalu apa yang menjadi faktor diferensiasi produk bagi masing-masing pedagang kerak telor ini untuk mendapatkan positioning di market?” tanya Umar ketika menemani saya berjalan menyusuri barisan pedagang kerak telor di Pekan Raya Jakarta. Terus
Ihwal Car-Free Day Jakarta
Jakarta pada minggu pagi adalah hingar bingar paling sinting di Asia Tenggara. Selang waktu yang hanya empat jam berlabel car-free day ini memang menjadi tampilan menarik yang mana warga Jakarta kompak tumplek blek di jalan raya tanpa kendaraan bermotor. Saat
Selamat Datang yang Terbalik
Tatkala berhadapan dengan fakta bahwa bandara sudah dipindahkan tiga kali dan kota ini sudah jauh berkembang menjadi lebih dari apa yang sudah-sudah, Jakarta seakan diminta merumuskan kembali perspektif arah dalam berbagai konteks kota ini. Apabila dulu Monas adalah tengah kota,
Tuan Bosscha Istirahat Di Sini
Posisi makam tua itu berdampingan dengan kebun teh Malabar. Seratus tahun silam, bakul-bakul biji teh diboyong dari Assam, utara India, menuju Pangalengan. Tidak berapa lama terhamparlah perkebunan teh di papar Malabar, yang luasannya hingga ke naungan Papandayan. Lantaran tidak pernah
Kebun Teh Warisan Bosscha
Percayalah. Tidak pernah ada satu pun pengusaha perkebunan teh di Priangan yang lebih tenar daripada Bosscha. Bukan semata lantaran kepiawaiannya mengelola kebun teh Malabar, namun juga kemanusiaan dan kedermawanannya. Sikapnya yang berlainan dengan kebanyakan juragan tanah Belanda menjadikan sosok Bosscha
Hancurkan Radio Malabar!
Berkali-kali pemuda itu mencoba menyalakan gendewesi. Namun korek yang terbuat dari besi itu tidak mampu menyala. Nyaris putus asa mereka mencoba untuk memantik api, namun sekalinya berhasil api langsung padam sesaat sebelum membakar sumbu dinamit. Sekali. Dua kali. Entah bagaimana