Sultan Tiga Belas Juta Gulden

Beliau adalah penasehat pribadi Presiden Soekarno. Beliau pulalah salah satu sultan pertama di nusantara yang menyatakan siap bergabung dengan Republik Indonesia dan menyumbangkan kekayaan sebesar tiga belas juta gulden untuk republik yang masih belia itu. Atas dedikasinya kepada republik, Sultan Syarif Kasim II didapuk menjadi pahlawan nasional dan namanya turut diabadikan sebagai nama bandara internasional di Pekanbaru.

Menurut hitung-hitungan sekenanya dari Institute of the Royal Netherlands Academy of Arts and Sciences, angka tiga belas juta gulden pada masa tersebut setara dengan 73,58 juta Euro atau sekitar 1,1 trilyun Rupiah. Besaran dana moneter yang nyaris tiga kali lipat sumbangan Sri Sultan Hamengkubuwono IX itu diserahkan oleh Sultan Siak untuk membantu Republik Indonesia yang sedang sangat membutuhkan dana untuk menjalankan pemerintahan.

Hari ini saya berdiri di hadapan makamnya yang berbentuk bangunan khas Melayu, tepat berada di samping Masjid Raya Siak Sri Indrapura. Di sinilah Sultan Syarif Kasim II yang merupakan sultan terakhir dari Siak Sri Indrapura dimakamkan, di sebuah kompleks kecil tidak jauh dari istananya.

Sedangkan masjid di sebelahnya, Masjid Syahabuddin, diambil dari nama imam Sayyid Osman Syahabuddin. Andaikata dibandingkan dengan masjid-masjid historis lainnya di Indonesia, umur masjid ini tergolong muda. Didirikan pada tahun 1926 oleh Sultan Assayyidis Syarif Kasim Abdul Jalil Syaefudin, masjid ini sering dikenal masyarakat dengan sebutan Masjid Sultan Siak.