Legenda dan sejarah acap berbaur karib. Usaha memilah dan memilih terkadang menghasilkan rangkaian rekam cerita yang tidak lengkap. Tanpa terkecuali riwayat Raja Si Gentar Alam yang historinya terkesan samar-samar. Didapuk berasal dari Imperium Sriwijaya, sang prabu kerap dihubung-hubungkan dengan sosok
Month: February 2016
Wisata Kuliner Palembang
Katakanlah pempek sebagai sebuah delikasi memang tidak salah, namun sejatinya lebihlah dia daripada yang tersematkan itu. Pempek hadir di Palembang bukan sekedar sebagai penganan, melainkan sebuah kebanggaan masyarakat. Pempek hidup sebagai simbol-simbol sosial bahkan identitas budaya, sungguh capaian tertinggi bagi
Memburu Jembatan Ampera
“Kamu tidak keberatan kalau kita tetap hunting malam ini?” tanya saya, sementara di luar sana gelegar guntur mendampingi hujan badai mengguyur Palembang. Di luar terkaan saya, Eva justru tertawa dan mengiyakan. Jadilah kami berdua berangkat berburu foto di tengah badai.
Museum House of Sampoerna
Nilai utamanya bukanlah sigaret melainkan semangat juang. Tersudutlah bangunan ini di sela-sela gang sempit kawasan Surabaya Lama, pada perbatasan antara senyap dan riuh kota. Adalam Liem Seeng Tee yang membeli tanah ini satu abad silam, diperuntukkan sebagai pabriknya yang pertama.
Kendara Demi Sepiring Bebek
“Sudah kamu turun sana,” seru Leo dengan spontan, “Biar aku yang fotoin kamu. Sebentar saja turun situ terus nanti kita langsung jalan lagi. Tidak apa-apa.” Kami sedang berada di bahu Jembatan Suramadu, yang mana berhenti di sini adalah ilegal. Namun
Gemerlap Jembatan Suramadu
Alon-alon waton klakson. Alih-alih mendapatkan kelancaran berkendara, kami hanya sanggup merambat pelan-pelan keluar dari kota Surabaya pada lohor yang panas membara itu. Beruntung dari sisi utara kota pahlawan sudah tersedia jalan tol yang akan membawa kami membelah lautan, menuju ke
Sehari Semalam di Tretes
“Jangan nyari cewek di sana,” melalui pesan singkat Tiara mewanti-wanti saya setengah meledek. Tretes memang memegang reputasi sebagai kampung senang terutama di mata orang-orang Jawa Timur. Hari itu saya berangkat dari Jakarta menuju ke Tretes bukanlah untuk berwisata, apalagi mencari
Ada Klentheng di Siantan
Connie meminta saya menepikan sepeda motor. Berhentilah kami di hadap sebuah bangunan klentheng bercat merah merona yang terletak tidak jauh dari bantaran Sungai Kapuas. Tidak terlihat seorang pun di sana pada siang hari itu, kontras dengan jalan raya yang penuh
Melesetnya Tugu Khatulistiwa
Sewaktu SD, saya membayangkan ekuator ditandai oleh setiap negara yang wilayahnya dilewati. Bukan sekedar dengan tugu atau monumen, namun benar-benar dengan garis proyeksi di atas tanah seperti di lapangan English Premier League. Sudah tentu itu kurang logis. Namun andaikata hal
Tugu Khatulistiwa Pontianak
Sejarah merekam bagaimana tonggak-tonggak itu ditancapkan untuk menandai suatu nilai. Tentu bukan tonggak itu sendiri yang bernilai, melainkan cerita yang dicoba untuk dikisahkan. Sesaat setelah umat manusia menyadari bentuk bumi ini bulat, teranganlah sebuah lini imajiner yang membelah planet ini