Indonesia punya daftar panjang hewan dilindungi, namun di urutan nomor satu spesies yang paling terancam punah di nusantara ini adalah Lumba-Lumba Irrawaddy atau Pesut Mahakam (Orcaella brevirostris). Kabarnya di alam bebas hanya tersisa lima puluh ekor spesies ini yang secara
Kalimantan Timur
Islamic Center Kota Samarinda
Minaret-minaretnya tegak menjulang menaungi Sungai Mahakam. Islamic Center Samarinda ini merupakan masjid dengan kapasitas terbesar ketiga di Asia Tenggara sekaligus masjid dengan luasan kompleks terbesar kedua di Asia Tenggara setelah Masjid Istiqlal. Tidak mungkin terlewatkan, ketika kita memasuki Kota Samarinda
Menyantap Pedas Sambal Raja
Modal saya hanyalah internet. Dengan pencarian yang sekenanya akhirnya bertemulah restoran ini, makanan khas Kalimantan Timur di restoran Selera Acil Inun, yang konon berarti Selera Tante Ainun. Satu-satunya alasan kami ke sini hanyalah lantaran menurut informasi yang kami dapatkan restoran
Deru Pembangunan Balikpapan
Balikpapan adalah rimba urban. Kota minyak yang selama ini menyandang posisi sebagai kota terbesar kedua di Provinsi Kalimantan Timur setelah Samarinda ini boleh dibilang justru lebih maju daripada kompatriotnya. Menyusuri jalanan utama Balikpapan ibarat menyaksikan jajaran etalase pembangunan di mana-mana.
Jembatan Korban 16 Nyawa
Sebagian besar wajah Kutai Kartanegara ada di jembatan ini. Putusnya bentang kabel-kabel baja yang menopang komprador sepanjang tujuh ratus meter tak ayal mengirimkan para pelintasnya ke dasar Sungai Mahakam. Sebanyak enam belas nyawa melayang dan puluhan luka-luka akibat insiden yang
Di Balik Topeng Hudoq Dayak
Sejatinya hudoq punya makna jelma. Mengenakan topeng hudoq berarti mengisyaratkan sebuah penjelmaan, yang mana para tetua adat Dayak dikesankan menjelma menjadi seekor burung. Hudoq merupakan ritual syukur kepada roh nenek moyang yang spesifik dilakukan orang suku-suku Dayak inhabitan Provinsi Kalimantan
Adat Dayak Kalimantan Timur
Kayuhan sepeda saya akhiri di sebuah rumah betang yang ada di sudut Pulau Kumala. Suasana sekitar terkesan sepi lantaran tempat ini cukup jauh dari jembatan. Hanya terdapat dua orang, laki-laki dan perempuan tua, yang duduk di hadapan meja kayu yang
Jembatan Repo-Repo Kumala
Tenggarong punya cerita jembatan ambruk. Itulah mengapa tatkala saya berjalan kaki melintasi jembatan ini ada sedikit sirat rasa was-was apalagi setelah mengetahui bahwa tiang pondasi jembatan ini disambung dengan las. Demikianlah kedalaman Sungai Mahakam di sisi Pulau Kumala ternyata lebih
Monster Sangatta yang Abadi
Hairani, Baddu, Darwis, dan mata saya pun terus menyapu deret-deret dua lusin nama lainnya yang hampir pudar di mading beralas tripleks. Nama-nama tersebut ada di sana karena satu alasan, mereka semua dimangsa buaya. Kutai memang dikenal punyai banyak sungai yang
Museum Kayu Tuah Himba
Semakin lama lintasan semakin menyempit. Kami masuk ke perkampungan kecil dengan rumah-rumah berhalaman luas di kanan kiri jalan, sementara tebing semakin merapat hingga akhirnya jalan raya itu pun habis. Saya nyengir ke arah sopir yang dibalasnya dengan garuk-garuk kepala. Intinya,