Ketoprak dari Pantai Baron

Agaknya kurang lumrah untuk sebuah pantai di Gunung Kidul punya nama Eropa. Terkecuali apabila penjelasan dari semua ini bermuara pada kesenian Jawa khas, ketoprak.

Tidak selayaknya tokoh-tokoh lain, Baron Sekeber adalah figur ketoprak berwujud bangsawan Belanda. Dalam Serat Babad Pati, sang bangsawan disebut memiliki kesaktian amat tinggi yang mampu menyaingi Panembahan Senopati, pendiri Kesultanan Mataram. Dalam opera-opera Jawa, sang Baron dikisahkan mencapai Jawa dengan cara terbang dari Eropa. Bukan dengan KLM melainkan dengan memanfaatkan kesaktiannya.

Baron Sekeber akhirnya dipaksa takluk di tangan Adipati Jayakusuma. Sesuai perjanjian, pihak yang kalah harus mengabdi kepada yang lain. Akhirnya sang bangsawan Belanda ini pun terpaksa mengabdi kepada Kesultanan Mataram hingga akhir hayatnya.

Pada medio 1930-an, serdadu-serdadu Belanda acapkali menggunakan pantai ini sebagai tempat penyimpanan senjata. Konon karena alasan itulah masyarakat sekitar yang melihat bule-bule berseliweran menyebut kawasan ini sebagai Pantai Baron, diadopsi langsung dari nama tokoh Baron Sekeber.

Entah cerita tersebut benar atau salah, suka atau tidak suka Pantai Baron merupakan salah satu pantai paling kondang di antara dua lusin pantai yang terdapat di sempadan Gunung Kidul. Di sebawah papar bukit-bukitnya tertanam banyak sungai bawah tanah yang mengalir langsung ke Laut Selatan, memberikan nuansa warna toska yang berbaur dengan birunya laut.

Objek yang paling memikat di Pantai Baron justru adalah buatan manusia, yaitu dua mercusuar yang mentereng di tepi bukit. Salah satu mercusuar ini dibangun tiga tahun yang lalu, menggantikan mercusuar tua yang ada di sebelahnya. Dari atap mercusuar setinggi empat puluh meter ini kita dapat melihat barisan perbukitan karst di sisi utara dan Laut Selatan menghampar seakan tidak berbatas di sisi lainnya.

Untuk mendaki ke puncak mercusuar disediakan tangga spiral hingga lantai ketujuh. Dua lantai seterusnya bisa didaki dengan sebuah tangga vertikal. Pada puncaknya, tingkat kesembilan, pemandangan Laut Selatan dapat kita nikmati dengan leluasa.

“Hari sudah siang, kita makan dulu saja,” ajak Pak Tris kepada kami semua, “Setelah ini kita lebih baik menuju ke Pantai Krakal, di sana lebih sepi jadi cocok untuk bermain-main. Kalau di Pantai Kukup dan Pantai Baron memang terlalu ramai dan sekarang juga sudah kotor.”

Kami hanya mengiyakan, untuk makan siang.