Memoar Museum Wasaka

Setelah melalui petualangan berputar-putar dan anekdot museum yang digembok, akhirnya saya bisa masuk juga ke museum perjuangan kebanggaan rakyat Kalimantan Selatan ini. Museum ini tidak terlalu besar, ukurannya mungkin hanya selapang dua kali ruang kelas. Isinya pun termasuk sangat sederhana, barang-barang koleksi perang kemerdekaan Kalimantan Selatan.

Sebut saja lampu petromaks, seragam bekas, helm tentara, mesin ketik, hingga kamera jurnalis yang semuanya berasal dari zaman perang. Pada beberapa ruangan terdapat peta perjuangan masyarakat Kalimantan Selatan yang dilengkapi dengan penanda titik-titik pertempuran.

Pada bagian ruangan yang lain terdapat pula setumpuk kliping berisi foto-foto maupun naskah-naskah pidato yang dijilid menjadi satu. Beberapa almari kaca juga menyimpan koleksi gambar serta fotografi tugu perjuangan yang ada di seluruh Kalimantan Selatan.

Sesuai namanya, Waja Sampai Kaputing berarti berjuang hingga titik darah penghabisan. Slogan keras tersebut pula yang hingga saat ini dijadikan semboyan rakyat Kalimantan Selatan. Di bagian belakang museum ini terdapat sebuah jendela berteralis yang memudahkan kita untuk menatap keluar ke arah Sungai Martapura. Di baliknya ada diorama pembangunan Kalimantan Selatan yang digambarkan dengan patung tripleks dan ada pula bendera merah putih lusuh yang terlipat rapi di rak berdinding kaca.

Saya teringat beberapa tahun silam pernah berkunjung ke museum ini. Kala itu Museum Wasaka kondisinya begitu suram, hanya ada beberapa lampu neon yang menerangi seantero ruangnya. Bahkan pada saat itu untuk mengambil gambar pun saya terpaksa harus menggunakan blitz di siang hari. Lebih parah, ruangan belakang museum ini begitu dekil dan debunya berterbangan seperti gudang di belakang rumah saya.

Namun kunjungan kedua kemarin membuktikan bahwa Museum Wasaka sudah melewati banyak perbaikan. Dinding kayu usangnya sudah dipelitur. Rak-rak lemari tuanya sudah diganti dengan furnitur modern dan sekarang pencahayaan di setiap ruang koleksinya pun jauh lebih baik. Bicara soal perbaikan, Museum Wasaka sekarang jauh lebih layak.