Namanya Jajang Kusnara. Lama sudah Pak Jajang menetap di Papua Barat untuk mengajar Bahasa Inggris kepada murid-murid SMA Negeri 1 Waisai. Lahir dan besar di Bandung, Pak Jajang mengabdikan dirinya menjadi guru di Papua. Mata pelajaran yang diampunya adalah Bahasa Inggris. Meskipun saya yakin mau mengajar apapun akan diterima di Papua karena di sini masih kekurangan tenaga guru.
“Bukan cuma Waisai. Saya di Papua dari kota ke kota,” ucapnya dengan nada bangga. Sebuah kebanggaan yang beralasan mengingat sulitnya menjangkau sudut-sudut pulau besar di ujung timur Indonesia ini.
Malam itu kami bermalam di rumahnya. Pak Jajang bercerita tentang hebohnya mengajar di Papua. Mulai dari bagaimana seorang koleganya mengeluh karena harus memanggil murid-murid satu per satu agar turun dari atas pohon, hingga cerita tentang kota Agats yang dibangun di atas lumpur. Ada banyak sekali kisah menarik yang dibagikan oleh Pak Jajang untuk kami berdua pada malam itu.
Saya tidur di atas perlak tipis seadanya. Namun ada rasa terima kasih bahwa kami masih mendapatkan atap untuk bernaung secara cuma-cuma malam ini di Raja Ampat.