Terlalu awal nampaknya kami labuh ke tempat ini. Belum pukul sepuluh. Semua destinasi tujuan kami masih tutup dan belum banyak pula rumah makan yang buka, terkecuali beberapa gelintir warung kecil. Jadilah Bayu dan saya mampir di sebuah rumah makan nasi rawon yang terletak di seberang Batu Secret Zoo.
“Gue cuma bisa makan telur asin kalau pakai rawon,” kata Bayu kepada saya pagi itu, “Sebenarnya sih nggak doyan juga telur asin. Cuma kalau pakai rawon rasanya beda.”
Saya tidak menanggapi karena pikiran saya masih ngalor ngidul. Mulai dari urusan proyek hingga urusan investasi yang acak adut. Tetapi pada hari ini saya seharusnya mengabaikan semua itu karena ini adalah momen untuk jalan-jalan menikmati sudut-sudut kota Batu.
“Pokoknya nanti jam sembilan kalau sudah buka kita tinggal nyebrang saja,” ajak saya kepada Bayu, “Seharusnya kalau pagi-pagi begini masih belum rame.”
Tepat pukul sembilan kami meninggalkan warung dan menyeberang ke arah Batu Secret Zoo. Eco Green Park pada awalnya tidak terdapat di dalam rencana perjalanan, namun karena tiket yang ditawarkan adalah satu paket yang mencakup tiga lokasi wisata, Eco Green Park, Batu Secret Zoo, dan Museum Satwa, maka jadilah kami berkunjung ke salah satu taman terbesar di Jatim Park ini.
Eco Green Park memiliki konsep wisata keluarga. Di depan gerbang masuk, kita akan disambut dengan berbagai patung yang dibangun dari rongsokan. Mulai dari patung yang dibangun dari televisi rongsokan hingga patung yang disusun dari pipa pralon.
Yang menarik dari Eco Green Park adalah tamannya yang tertata rapi. Tentu tidak mengherankan apabila hampir seluruh review yang ada di TripAdvisor memberikan nilai positif untuk taman ini. Saya sendiri tidak kecewa dengan jajaran atraksi yang ditampilkan di dalam resort ini.
Selain memperkenalkan konsep daur ulang ke anak-anak, Eco Green Park punya banyak hiburan untuk keluarga, di antaranya Rumah Terbalik, Peternakan Mini, dan Simulator Gempa!