Tanjakan demi tanjakan dilibas oleh mobil jip dengan bak terbuka ini. Saya yang duduk di tepi harus berhati-hati agar kepala tidak tersambar oleh dahan-dahan pohon yang melintang sana-sini sepanjang perjalanan. Inilah perjalanan yang harus kami tempuh menuju ke Ranu Pani.
Tiba-tiba jip berhenti mendadak di sisi jalan, di bibir jurang. Di bawah sana terhampar padang rumput menghijau dengan bukit-bukit yang patah dan mengepung kedua sisinya.
“Itu Bromo,” terang Pak Sugeng, “Dilihat dari atas.”
Penjelasan singkat yang membuat kesebelasan pendaki ini berhamburan keluar dari bak jip untuk memotret pemandangan di bawah sana. Saya mengambil sedikit foto kemudian berbalik ke arah jip. Saya sendiri lebih tertarik untuk berfoto di kap mobil merah ini daripada mengambil gambar Bromo yang sudah berkali-kali saya kunjungi.
“Pak, bisa minta tolong fotoin saya duduk di atas sini,” pinta saya kepada salah seorang pemandu yang dibalas dengan anggukan ringan.