Antara Spanyol dan Portugis

Spanyol dan Portugis punya satu perjanjian. Dua kerajaan adidaya tersebut membagi peta penjelajahan samudera pada abad ke-15 menjadi dua arah. Spanyol berlayar ke barat sementara Portugis berlayar ke timur. Mereka melakukan ini sedikit banyak karena keinginan keduanya mampu menguasai dunia tanpa harus banyak bersengketa.

Christopher Columbus berlayar ke barat dan menemukan benua Amerika pada sebuah penjelajahan yang dimulai tahun 1492. Misi penjelajahan tersebut adalah usaha untuk mencari penghasil rempah-rempah. Perjalanan diteruskan melintasi Amerika hingga menuju ke Asia. Sementara Portugis berlayar ke Afrika dan melampaui benua hitam hingga pada akhirnya tiba di Kepulauan Maluku.

Spanyol dan Portugis bertemu di Maluku, karena bumi ini bulat.

Armada Spanyol di bawah pimpinan Sebastian Del Cano, penerus Ferdinand Magelhaens, berlabuh di Maluku untuk melakukan perdagangan rempah dengan kerajaan-kerajaan Maluku. Keberhasilan Del Cano membuka lintasan ke Maluku ini membuat armada Spanyol ramai-ramai mendatangi Maluku untuk mengambil rempah-rempah. Hanya saja keberadaan Spanyol di Maluku tidak disambut ramah oleh Portugis yang lebih dahulu tiba di sana di bawah pimpinan Francesco Serrao.

Dalam sejarahnya, Spanyol dan Portugis mendompleng konflik dua kerajaan besar Maluku, Ternate dan Tidore. Ternate didukung oleh Portugis sementara Tidore didukung oleh Spanyol. Sengketa Ternate dan Tidore inilah yang mewarnai sebagian besar narasi histori Kepulauan Maluku pada abad ke-16. Keduanya sejatinya mampu menjadi dua kerajaan kaya raya seandainya tidak menghabiskan kekayaan untuk saling bertempur satu sama lain.

Kini baik Ternate dan Tidore mendiami provinsi Maluku Utara, provinsi dengan pendapatan per kapita paling rendah di Indonesia. Sebuah kemakmuran lima abad silam nyaris tidak berbekas di masa sekarang. Ternate tidak ubahnya sebuah kota kecil yang punya pelabuhan ramai sementara Tidore lebih parah, sunyi senyap bak sebuah desa besar.

Siang itu saya bersama Awhy berjalan kaki menyusuri jalanan Tidore di bawah jerangan cahaya matahari yang semakin ganas. Tidak seorang pun kami temui dalam perjalanan itu, selain dua becak yang melintas di jalanan Tidore nan senyap.