Bangunan uzur yang berdiri di hadapan saya ini dulunya pernah mengendalikan perdagangan di seantero pantai utara Jawa. Adalah Nederlandsche Handel Maatschaappij yang berkantor di gedung ini. Namun semenjak tahun lalu, Bank Mandiri melakukan restorasi besar-besaran terhadap gedung ini dan menjadikannya kantor cabang operasional.
Sudah barang tentu ini merupakan cagar budaya. Usut punya usut, Bank Mandiri memang terlibat di dalam salah satu usaha pelestarian cagar budaya di Indonesia dengan cara mengambil alih bangunan-bangunan tua, merestorasinya, dan menjadikannya kantor cabang. Selain Bank Mandiri, badan usaha lain yang terlibat dalam usaha serupa adalah PT. Kereta Api Indonesia.
Bank Mandiri cabang Mpu Tantular ini terletak tidak jauh dari Menara Syahbandar. Lokasinya di tepi sungai membuat bangunan ini terletak tepat di pintu gerbang masuk Kota Lama. Lokasi yang kurang lebih mirip secara perspektif apabila dibandingkan dengan Museum Bank Mandiri yang terletak di Kota Tua Jakarta.
“Becak, Om!” entah sudah berapa kali saya mendengarkan sahut-sahutan seperti itu sejak pagi tadi. Entahlah. Barangkali konsep berjalan kaki sendirian di bawah panas matahari masih alien bagi penduduk sini. Saya pun tersenyum dan menggeleng pelan.