Letup Kelas Menengah Lahat

Perhentian di Lahat mengingatkan saya kepada kota-kota kecil di selatan Jawa Tengah pada tahun 1990-an. Lalu lintas yang ramai, ekonomi mikro yang sedang bergairah, dan kota yang tengah meluap melebihi kapasitasnya. Namun tentu saja Lahat ikut merasakan gelora pertumbuhan kelas menengah yang dirasakan banyak daerah di Indonesia saat ini.

Saya duduk bersama Khairi di sebuah kafe kecil yang terletak di sudut jalan. Glucklich namanya, yang di dalam Bahasa Jerman artinya bahagia, adalah salah satu arena aktivitas kelas menengah Lahat. Warung-warung kopi bertenda lusuh kini hidup berbarengan dengan kafe-kafe bersih dengan ruangan penuh AC yang selalu dipadati anak-anak muda yang terpaku pada laptop.

Demikian pula halnya dengan penginapan. Saya yang sempat pesimis dengan kualitas penginapan yang akan saya dapatkan di Lahat ternyata salah duga. Di sana kami menemukan beberapa hotel baru yang menawarkan fasilitas modern, baik yang berkelas premium seperti Grand Zuri maupun hotel hip seperti JAV Front One.

Tidak dipungkiri bahwa item-item baru Lahat ini melayani kelas menengah, sebuah komunitas yang pada masa lalu jarang ditemui di kawasan seperti ini. Namun seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia, kelas-kelas menengah ini bermunculan di kota-kota kecil yang kemudian mencuatkan arena-arena usaha yang baru. Besar harapan saya melihat Lahat lima atau sepuluh tahun lagi, untuk saat ini tidak dipungkiri bahwa Lahat sedang ikut berlari membangun.