Jembatan Repo-Repo Kumala

Tenggarong punya cerita jembatan ambruk. Itulah mengapa tatkala saya berjalan kaki melintasi jembatan ini ada sedikit sirat rasa was-was apalagi setelah mengetahui bahwa tiang pondasi jembatan ini disambung dengan las. Demikianlah kedalaman Sungai Mahakam di sisi Pulau Kumala ternyata lebih dari apa yang pernah diduga oleh PT. Hutama Karya, akibatnya tiang pancang perlu diperpanjang untuk bisa mendapatkan permukaan tanah yang keras.

Jembatan Repo-Repo baru berusia satu tahun. Adapun jembatan ini dibangun dengan tujuan untuk menghilangkan kebutuhan akan perahu ces bagi para wisatawan yang ingin berkunjung ke Pulau Kumala dari Tenggarong. Repo-Repo di dalam Bahasa Kutai berarti gembok, nama yang diambil lantaran banyak gembok yang terpasang di tiang buluh-buluh pagar jembatan ini.

Layaknya Jembatan Gentala Arasy di Jambi, Jembatan Repo-Repo di Tenggarong ini juga dibangun khusus untuk pejalan kaki. Sejak selesai dibangun tahun lalu, jembatan ini mulai menghasilan pendapatan daerah melalui tiket yang harus dibayar oleh para pelintas. Pada hari itu saya membayar tujuh ribu rupiah untuk menyeberang. Nominal yang kecil bagi perorangan, namun pada akhir pekan pendapatan dari jembatan ini menembus 40 juta rupiah per harinya.

Di atas papar jembatan, nampaknya semua pengunjung mengambil kesempatan untuk berfoto. Tidak salah memang dari sini panorama Sungai Mahakam terbentang luas di bawah sana cocok digunakan sebagai objek fotografi.

Pada buluh-buluh pagarnya terlihat banyak gembok dipasang di sana. Mirip seperti jembatan-jembatan yang ada di luar negeri, gembok-gembok dipasang di sana sebagai deklarasi kesetiaan pasangan. Konon apabila gembok yang bertuliskan nama dipasang di jembatan maka hubungan pasangan tersebut akan langgeng.

“Nanti dari sini kita ke Samarinda untuk cari oleh-oleh,” celetuk seorang ibu yang membawa serta rombongan yang jumlahnya mungkin empat lusin manusia, “Di dekat Islamic Center situ banyak oleh-oleh.”

Saya mencoba berjalan melintasi sela-sela mereka agar bisa mendahului. Ini adalah kunjungan pertama saya ke Pulau Kumala namun tampak bahwa pulau wisata andalan Tenggarong ini begitu hidup dengan para penjual makanan dan persewaan sepeda yang menjamur di sudut-sudutnya. Kita lihat saja, apa yang bisa kita dapati di sini.