Ban Bocor di Ambang Negara

Sebenarnya dari persimpangan Mabo saya sudah merasakan sepeda motor sedikit oleng. Ternyata memang ban belakang agak kempes. Masalahnya adalah saya berada di tengah-tengah hutan sementara perbatasan Skouw dan segala fasilitasnya masih berada sekitar 15 kilometer di seberang sana. Jadilah saya agak memaksakan sepeda motor sewaan ini untuk bisa berjalan dengan ban tidak terisi penuh.

Beruntung saya berhasil mencapai Pasar Skouw ketika ban belakang sepeda motor ini belum kempes total. Seorang pemuda berlogat Jawa menyapa saya di bengkel kecil yang terletak di kanan jalan. Sejauh saya memandang memang ini adalah satu-satunya bengkel sepeda motor yang ada di kampung perbatasan ini.

Yang menarik, bengkel ini tidak punya fasilitas tambal ban. Satu-satunya yang bisa dilakukan adalah mengganti ban saya yang bocor dengan ban lain. Terlepas dari berapa harganya dan urgensinya, saya memang tidak punya pilihan. Mau bagaimana lagi, kan tidak mungkin apabila saya mau melanjutkan perjalanan dengan ban bocor di pedalaman seperti ini.

Setengah jam dan lima puluh ribu rupiah kemudian, segala urusan perbanan ini beres. Saya pun melanjutkan perjalanan menuju pos militer yang terdapat tidak jauh dari Pos Lintas Batas Negara.