Matahari Terbit dari Merauke

Sepeda motor melambat. Kemudian berhenti di simpang jalan Tugu Kembaran Sabang-Merauke. Monumen kecil di pertigaan jalan ini seakan-akan menjadi totem terminasi bahwa garis rentang Indonesia berakhir di sini, di titik paling timur. Saya memarkirkan sepeda motor di depan salah satu kios penjual buah-buahan. Bapak pedagang buah yang nampaknya berasal dari Suku Marind itu nampak tidak antusias dengan kehadiran kami.

Pagi ini situasi pasar tradisional di perbatasan Indonesia dan Papua Nugini ini belum terlihat ramai. Hanya ada kami berempat yang baru saja bertolak dari Merauke pagi tadi dan sebuah mobil TNI-AD berisikan empat tentara yang merupakan petugas gabungan dari Sota dan Asiki.

“Tugu ini merupakan Tugu Kembaran Sabang dan Merauke,” cetus Astrid kepada kami yang sibuk mencari-cari air minum, “Yang berarti ada tugu serupa di Sabang, di ujung barat sana.”

Peletakan tugu ini sudah pasti didorong anggapan lagu gubahan Suharjo, Dari Sabang Sampai Merauke. Semenjak menasionalnya lagu wajib tersebut, baik Sabang maupun Merauke menjadi demikian populer. Pemerintah kemudian menaruh tugu ini di pertigaan, sesaat sebelum jalan masuk menuju wilayah Sota, di simpang jalur antara Merauke dan Tanahmerah.

Satu hal yang menarik adalah afeksi sentimen masyarakat sekitar bahwa yang benar seharusnya bukan ‘Dari Sabang Sampai Merauke’, melainkan ‘Dari Merauke Sampai Sabang’. Alasan mereka adalah Merauke seharusnya lebih depan karena matahari terbit terlebih dahulu di tanah ini, baru kemudian menyinari seluruh Indonesia.

Saya berdiri di depan tugu, agak ke kiri. Astrid mengambil kamera dan memotret saya beberapa kali. Ingatan saya berputar kembali kepada masa-masa enam tahun silam ketika saya melakukan hal yang sama di Sabang, Aceh. Namun kali ini saya berkesempatan untuk berfoto di hadapan saudara kembarnya di Merauke.

Matahari sudah tinggi mengambang di langit. Segera kami bergegas membawa sepeda motor untuk menuju ke titik perbatasan Sota, ambang negeri sekaligus awalan dari Papua Nugini. Namun sebelumnya, kami harus melaporkan diri ke pos tentara perbatasan.