Connie meminta saya menepikan sepeda motor. Berhentilah kami di hadap sebuah bangunan klentheng bercat merah merona yang terletak tidak jauh dari bantaran Sungai Kapuas. Tidak terlihat seorang pun di sana pada siang hari itu, kontras dengan jalan raya yang penuh dengan kendaraan lalu lalang.
“Sebenarnya banyak klentheng di Siantan sini,” ungkap Connie menjelaskan, “Namun yang satu ini punya banyak patung shio jadi koko bisa foto-foto.”
Saya pun menapaki tanah yang masih menebar aroma petrichor kuat, hujan baru berakhir di belah utara Kota Pontianak meninggalkan baunya yang khas. Sebanyak dua belas patung shio yang direpresntasikan dalam bentuk semi-manusia berdiri di sisi kiri klentheng seakan-akan menjaga bangunan utama.
Dua tiga menit saja. Saya melempar isyarat kepada Connie untuk melanjutkan perjalanna. Connie hanya membalasnya dengan anggukan singkat dan kami pun meluncur kembali ke sisi selatan Kota Pontianak menuju destinasi berikutnya.