Rekam perjalanan tiada menggurat tilas yang bahana pada pemirsanya andaikata hanya bermuara pada penggambaran akan keindahan lanskap-lanskap yang ada. Betapa pun baik sebuah cerita dipaparkan dan sebetapapun memukau potret yang ditebarkan, tetap ada bagian-bagian tidak terkisah. Sejatinya sebuah perjalanan bukan sebatas penglihatan, namun melibatkan segala wujud perasaan.
Menggambarkan Gili Trawangan dengan segala keindahan alamnya barangkali mudah. Cantik anggunnya alam yang sudah ada di depan mata inilah yang menyederhanakan pekerjaan tersebut. Setiap sudut pulau ini seakan-akan sudah dijerang sedemikian rupa bak studio foto.
Entah berapa kali sudah saya mencoba melukiskan keindahan pulau ini, namun serasa selalu ada yang kurang, seakan tulisan-tulisan saya tidak cukup adil memberikan penghargaan untuknya.
Jauh mata saya menerawang ke cakrawala, batas laut dan langit tergores samar-samar dalam akulturasi warna biru dan hijau yang membaur. Angin berdesir pelan membelai wajah, menawar udara hangat yang memenuhi ambien. Tanpa gerak-gerik dan hiruk-pikuk lincah, segalanya terasa berjalan lambat.
Ya. Saya percaya perasaan ini masalah waktu. Waktu yang berjalan lambat adalah hasil perkawinan dari keindahan dan kesunyian. Ketika jiwa ini terbenam dalam kesunyian, ritme kehidupan mengalun lambat seakan membagi ruang bagi pemiliknya untuk meresapi keindahan. Bolehlah ini usaha alam memberikan kesempatan kepada manusianya untuk berbaur.
Kapal-kapal kayu berayun pelan tanpa tuan, sementara saya duduk menyepi di pondok bambu.
Entah sudah berapa lama saya berdiam di sudut senyap ini. Mungkin dua atau tiga jam. Entahlah. Saya kehilangan daya untuk memindai seberapa cepat waktu berputar, segalanya berjalan dalam ritme yang tidak sebiasanya. Takaran yang sanggup saya gunakan hanyalah jumlah tulisan yang tercetak. Lima atau mungkin enam catatan singkat perjalanan.
Debur ombak timbul tenggelam seakan enggan membuyarkan lamunan saya.
Kapal-kapal kayu berayun pelan tanpa tuan, sementara saya duduk menyepi di pondok bambu.
Yang terdengar hanya hentak-hentak tuts keyboard.