Nagawir Bukanlah Naga

Apalah arti sebuah nama. Mengapa dinamai Kampung Naga? Adakah kiranya berkaitan dengan makhluk mitologi? Atau sengajakah dinamai demikian semata-mata supaya gahar dan menakut-nakuti kampung sebelah? Usut punya usut, ulik punya ulik, ternyata naga di nama kampung ini tidak ada hubungannya dengan mahkluk ganjil apapun.

“Naga itu nagawir, bukan dragon ball,” papar si pemandu berusaha untuk memperjelas suasana. Sayang sekali. Jujur saja, salah satu alasan mengapa saya ngebet ke dusun ini adalah karena penasaran dengan namanya yang keren. Naga-naganya sih tidak ada naga di Kampung Naga.

Nagawir punya arti harafiah tebing atau lembah. Namun menamainya Kampung Lembah tentu tidaklah sekeren Kampung Naga, jadi pemilihan nama ini bisa dijustifikasi dari sudut pandang brand awareness.

Tidak semua keturunan Kampung Naga menetap di kampung ini. Masyarakat Kampung Naga agaknya cukup liberal untuk membebaskan warganya untuk meninggalkan kampung ini apabila mau. Para warga subversif tersebut pun masih boleh kembali lagi, mungkin jika bosan atau menyesal, asalkan mematuhi peraturan desa yang berlaku.

Karena afinitas antara lokasi kampung dan jalan raya, Kampung Naga mudah dijangkau. Tidak terkecuali oleh tukang bakso dan tukang bakmi. Sesekali tukang bakso dari luar masuk untuk menjajakan baksonya di kampung tradisional ini. Salah satunya adalah Pak Yayan yang sempat ngobrol dengan saya di dangau tepi Sungai Ciwulan, berteduh dari terpaan hujan.

Siang sudah lewat. Saya mengajak Bayu kembali ke Bandung. Perjalanan masih tiga jam.