Kemalaman di Kota Ruteng

Langit sudah merah terbakar ketika saya dan Lomar melompat masuk ke kursi tengah mobil travel. Mobil yang terlambat itu pun digeber melintasi padang rumput dari Labuan Bajo menuju ke Ruteng. Sebelum Kabupaten Manggarai dipecah-pecah menjadi tiga, Ruteng adalah ibukota bagi seluruh Manggarai. Inilah jantung sejati dari Manggarai.

“Kita kemalaman,” kata sopir mengungkapkan hal yang sebenarnya kita semua sudah tahu, “Jadi sebisa mungkin kasih alamat yang jelas supaya saya bisa turunkan kalian semua pas di tempatnya.”

Masalahnya, kami tidak tahu mau turun di mana.

“Turunkan kami di tempat yang bisa buat menginap. Tempat yang layak untuk malam ini,” saya mencoba untuk mengoper keputusan ke tangan si sopir, dengan harapan ia lebih tahu.

Entah berapa jam kami habiskan di perjalanan, yang jelas langit sudah pekat dan udara demikian dingin ketika kami memasuki kota Ruteng. Mobil berpenumpang enam orang ini pun berhenti di tengah-tengah kegelapan, di depan sebuah bangunan megah berdinding putih.

Bersama Lomar, saya beranjak keluar. Si sopir mengisyaratkan kami masuk dan seketika itu menggeber kendaraannya meninggalkan debu jalanan dan kami berdua di tempat sunyi senyap itu.

Agak ragu. Saya melangkah perlahan-lahan menyusuri halaman rumputnya yang gelap. Sebuah tembok batu disinari redup di balik remang-remang kabut tipis. Santa Maria Berduka Cita, tulisnya. Ternyata ini adalah sebuah boarding house Katholik. Susteran. Meskipun tidak terlampau yakin, saya mencoba untuk mengetuk pintu depan dan seorang biarawati tua membukakan pintu.

“Kami tiba kemalaman. Apakah di sini menyediakan tempat menginap?” tanya saya ragu-ragu.

“Oh, iya. Dua ratus ribu,” jawab si biarawati tua sambil tersenyum lebar. Di luar dugaan, susteran ini tidak sekedar bisa diinapi namun bahkan menyediakan kamar penginapannya untuk dijadikan hotel dadakan!

Biarawati tua itu membukakan sebuah kamar kosong untuk kami. Luas dan bersih. Nampaknya ketibaan terlambat kami di Ruteng tidak berakhir menyedihkan, setidaknya malam ini kami mendapatkan kamar yang nyaman untuk tinggal.