Entah apa namanya. Sebut saja Bumbu Bali.
Pagi-pagi saya menyantap sepotong pancake dan semangkuk buah yang dihidangkan di depan kamar hotel saya. Sudah barang tentu tidak cukup untuk mengenyangkan perut Indonesia saya yang butuh asupan tinggi karbohidrat ini.
Di sinilah saya sekarang. Di sebuah warung Ayam Betutu khas Gilimanuk, menikmati ronde dua sarapan pagi ini. Santapan ayam betutu yang semula dijadwalkan menjadi menu makan siang, mau tidak mau terpaksa digeser menjadi menu sarapan. Apa boleh buat.
Satu aspek yang khas dari ayam betutu adalah bumbunya yang kaya rempah. Hampir di seluruh gigitan terasa nuansa rempah-rempah yang pedas tajam. Lazimnya ayam betutu juga disajikan dengan daun gonde. Daun ini direbus bersama dengan sambal terasi, alternatifnya boleh juga digunakan daun kangkung.
Selain ayam bermandi bumbu bali berserta daun gonde, ayam betutu juga lumrah dihidangkan bersama dengan sambal matah yang kaya dengan rajangan cabe dan bawang. Saya bukan ahli makanan jadi saya tiada bercerita banyak, biarlah saya menuntaskan catatan ini dan menikmati sarapan pagi kedua.