Ubud Writers & Readers Fest

Dua tahun berturut-turut, saya selalu hadir di Ubud Writer’s and Reader’s Festival. Mungkin bagi sebagian besar orang, bergelut dengan buku-buku yang dulunya mainstream, kini beralih menjadi hipster. Begitulah buku sudah beralih fungsi menjadi hiburan sekunder.

Jelaslah saya bukan hipster soal buku. Meskipun tidak dipungkiri saya masih terus membaca dan membaca di sela-sela kesibukan. Tidak heran apabila rela berjauh-jauh untuk menghadiri acara ini di salah satu sudut Ubud.

Ada banyak yang hadir di sana. Sebut sajalah Trinity, traveler kambuhan yang sudah melanglang buana dan berhasil mendokumentasikan tulisannya dalam empat atau lima buku. Sementara bagi saya, ini tidak kurang dari sebuah kesempatan untuk bertemu banyak penulis dan mempelajari gaya mereka lebih dalam.

Tidak banyak yang dapat saya ceritakan atau saya tulis dari sini, karena mungkin saya terus disibukkan dengan berbagai aktivitas di Ubud. Mungkin di lain waktu saya berkesempatan untuk bercerita panjang lebar.