Sokka adalah desa yang hidup dari sebuah industri yang kurang lazim, genteng. Genteng Sokka mempunyai sejarah panjang berabad-abad lampau, berawal dari kebiasaan masyarakat Kebumen membuat tembikar. Keahlian membuat kerajinan gerabah dicetus Sokka turun temurun, hingga akhirnya desa ini menjadi sentra pembuatan genteng di Pulau Jawa.
Genteng Sokka bukan genteng sembarangan. Produk dari desa ini menggerakkan pembangunan di seantero nusantara semenjak era kolonial Belanda. Adapun genteng akhirnya mencapai puncak popularitas ketika wabah pes merajalela di nusantara pada kala itu. Atap rumbia dituding sebagai penyebab maraknya tikus di rumah-rumah penduduk. Lambat laun masyarakat dipaksa beralih ke atap genteng, menyudahi penyebaran wabah pes.
Adalah Abu Ngamar orang yang ditengarai sebagai pelopor industri genteng di Sokka. Beberapa abad silam, pak haji ini membangun sebuah pabrik genteng yang terletak hanya dua ratus meter dari Stasiun Sokka. Semenjak itulah industri genteng tumbuh dan menyebar ke seantero desa ini.
Menjelang tahun 1980-an, Genteng Sokka pernah kembali meraih kejayaan. Pada masa tersebut, genteng-genteng dari Desa Sokka terjual ke seluruh nusantara, terutama Jakarta. Apabila singgah ke Sokka saat ini, kita akan menemukan puluhan pabrik genteng pada satu desa. Tetapi jangan salah, banyak pabrik genteng di luar daerah yang juga menamai produknya Genteng Sokka demi mendapatkan pengakuan kualitas.