Mobil travel di Sulawesi Utara punya skema rada nyeleneh. Semakin belakang duduknya, semakin murah pula tiketnya. Dengan skema ini kursi paling mahal tentu saja tempat duduk sebelah sopir. Karena baru pertama kali saya menghadapi skema seperti ini, jadilah saya memilih kursi tengah sebagai manajemen resiko. Meminimalisir kerugian akibat salah posisi sekaligus meminimalisir kerugian dari sisi finansial.
Aneh tapi nyata, namun demikianlah seluruh mobil travel di Sulawesi Utara mematok harga.
Pertanyaan baru sanggup terjawab perjalanan dimulai. Duduk di kursi tengah ternyata tidak menjamin kenyamanan. Setumpuk besar botol-botol kaca dan barang pecah belah dijejalkan ke barisan kursi paling belakang, sehingga sesekali menyenggol kepala saya. Namun masih mending karena penumpang yang duduk di kursi paling belakang harus rela memegangi botol-botol tersebut sepanjang jalan, salah-salah manuver sopir bisa membuatnya tertimpa tumpukan botol kaca. Yang paling nyaman? Tentu saja yang duduk di kursi paling mahal, di depan.
Hari ini saya memulai sebuah perjalanan baru dari Manado menuju ke Gorontalo. Perjalanan yang akan memakan waktu kurang lebih delapan jam tersebut ternyata melintasi segala jenis kontur yang ada di Sulawesi Utara. Mulai dari dataran tinggi berkelok-kelok, tepi pantai, hingga hutan lebat.
Di sepanjang perjalanan ini kami lebih banyak berdiam diri menikmati pemandangan. Sementara sopir memutar musik kencang-kencang, mobil melaju di atas mulusnya aspal.