Semasa kuliah dulu, saya tinggal di kos-kosan yang salah satu penghuninya orang Banjar. Entah bagaimana ceritanya, dia selalu menjadi bulan-bulanan anak-anak kos lantaran kota kelahirannya itu bisa dilintasi kereta dalam sepuluh detik, alias sangat kecil. Sebenarnya berlebihan andaikata menyebut Banjar