“Jangan lupa sampah-sampahnya dibawa turun,” beberapa pemandu mengingatkan kami untuk mengangkut trash bag masing-masing. Saya hanya membawa dua kantong plastik sampah dan mengikatnya di ransel belakang. Beberapa orang terlihat membawa sampah dalam ukuran yang keterlaluan besar, entah apa yang mereka
Kab Lumajang
Makan Siang di Tepi Danau
Inilah makan siang terakhir kami di Semeru sebelum perjalanan pulang. Menggelar tikar di tepi Ranu Kumbolo, kami duduk berbagi matras sembari menyantap nasi pecel sayur yang disediakan oleh para porter. Boleh dibilang ini adalah pamungkas yang sempurna untuk perjalanan dua
Indah Pesona Ranu Kumbolo
“Mencintai tanah air Indonesia sanggup ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat. Pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat. Karena itulah kami naik gunung.”― Soe Hok Gie, Catatan Seorang Demonstran. Ranu Kumbolo tersimak
Intip Puncak Gunung Semeru
Hanya sesaat puncak Mahameru menyembul dari balik Cemoro Kandang. Meski hanya terlihat sesaat namun cukup untuk memberikan kesan bahwa puncak yang dinanti-nanti itu terasa begitu dekat, alias hanya satu bukit lagi. Pendakian dari Kalimati menuju ke Arcopodo dan terakhir lanjut
Bukan Lavender di Semeru
Justru ketika para pendaki menemuinya, maka ia harus dipetik. Demikianlah kurang lebih pinta petugas taman nasional. Cabut bunga ungu itu hingga ke akar-akarnya dan tutup dengan plastik supaya benihnya tidak tersebar ke mana-mana. Banyak yang mengira bunga ungu gelap yang
Luas Rumput Oro-Oro Ombo
Pada kosakata Bahasa Jawa, oro-oro berarti tanah kosong sedangkan ombo berarti luas. Oro-oro Ombo adalah salah satu lokasi legendaris di Gunung Semeru. Tanah kosong luas yang dipisahkan oleh sebuah bukit dari Ranu Kumbolo ini dihiasi oleh hamparan bunga ungu mirip
Menoleh di Tanjakan Cinta
“Terserah kalian mau naik ke sana tanpa menoleh, tanpa berkedip, tanpa bernapas, atau apapun,” kelakar si bapak petugas taman nasional sehari sebelum pendakian kami, “Saja juga tidak paham siapa yang mulai duluan dengan cerita aneh-aneh itu.” Bapak itu bercerita ihwal
Pagi Hari di Ranu Kumbolo
Terangkatnya kabut pekat dari pelataran Ranu Kumbolo menyibak pemandangan danau permai ini di hadapan saya. Bagi saya tidak ada kata terlampau pagi untuk menikmati bagaimana sebuah tempat mulai berdenyut mengawali hari. Beberapa dahan pohon jatuh melintang di sisi selatan danau
Ranu Kumbolo Ikon Semeru
Keindahan dan kesunyian biasanya berbaur menjadi satu. Pagi hari Ranu Kumbolo dihiasi lipatan kabut tebal mengarak di hadapan tenda yang menghadap langsung ke hamparan air permai di pertengahan jalur pendakian Semeru ini. Sunyi senyap suasana pagi menambah indahnya danau bernuansa
Malam Beku di Sisi Semeru
“Kami masak soto ya mas,” tanya salah satu porter yang menemani perjalanan kami malam itu terkait menu makan malam kami. Saya hanya bisa mengiyakan karena dalam situasi seperti ini makanan apapun harus disyukuri. Berada di bawah naungan pondok kayu yang