Matahari sudah lima belas menit terbenam, tetapi kami belum sampai juga. Suasana dari hutan sudah berubah menjadi gelap gulita hingga kami terpaksa mengeluarkan senter masing-masing dari dalam ransel. Vegetasi yang semakin merunduk juga membuat kami harus ekstra hati-hati lantaran salah-salah
Kab Lumajang
Dihadang Hujan dan Longsor
Di atas saya hanya terlihat tebing batu putih tegak lurus tersembunyi di balik kabut yang tidak merata. Watu Rejeng. Inilah tebing nan masyhur lantaran di dalam kondisi cuaca buruk seperti ini batu-batu acapkali berjatuhan dari atas sana menimpa apa saja
Menerobos Kabut Semeru
Selepas dari pos dua, halimun pekat memayungi Semeru. Jarak pandang yang hanya dua meter terus terang membuat kami jauh lebih berhati-hati mendampingi tim. Saya hanya dapat berdecak ngeri ketika pohon-pohon cemara yang tinggi menjulang tidak nampak pangkal-pangkalnya lantaran terbenam di
Selalu Ada Semangka di Pos
Entah siapa yang mulai duluan. Yang jelas salah seorang dari kami nyeletuk ihwal dirinya menginginkan semangka segar di Gunung Semeru. Pernyataan anekdotal ini secara tidak terduga disambar oleh Pak Sugeng yang menjelaskan bahwa semangka akan ada di setiap pos menuju
Angkat Ransel ke Semeru
Angin berhembus perlahan, namun sudah cukup untuk menggoreskan nuansa dingin di sekitar wajah ini. Kami berjalan beriringan bersama-sama para porter untuk memulai pendakian Gunung Semeru. Saat itu pukul dua lewat sedikit, perjalanan panjang dimulai dengan target tiba di Ranu Kumbolo
Briefing Pendakian Semeru
“Kalian pernah lihat film 5cm?” tanya bapak dari organisasi sukarelawan mewakili taman nasional siang itu yang sontak dijawab pernah oleh beberapa orang, “Nah, itu contoh yang buruk. Salah satunya adalah kalian tidak boleh berenang di Ranu Kumbolo!” Selama satu jam
Desa Bernama Ranu Pani
Desa Ranu Pani mendapatkan namanya dari sebuah danau permai bernama sama yang berada di tengah-tengah desa ini. Danau yang menjadi salah satu dari tiga danau ikon Semeru, bersama Ranu Kumbolo dan Ranu Regulo ini memang tenar lantaran menjadi gerbang masuk
Menatap Bromo dari Atas
Tanjakan demi tanjakan dilibas oleh mobil jip dengan bak terbuka ini. Saya yang duduk di tepi harus berhati-hati agar kepala tidak tersambar oleh dahan-dahan pohon yang melintang sana-sini sepanjang perjalanan. Inilah perjalanan yang harus kami tempuh menuju ke Ranu Pani.
Bersiap-Siap Naik Semeru
Semeru ada di sana bukan untuk diterabas begitu saja. Ada begitu banyak birokrasi yang harus kami tempuh demi memberangkatkan sebelas anak muda ini ke tinggiannya. Dimulai dari syarat keberadaan perkakas wajib seperti sleeping bag, jaket, sepatu, senter, hingga surat pernyataan
Selamat Hari Raya Nyepi
Adalah alkisah pelarian dari runtuhnya Imperium Majapahit ke dataran tinggi ini yang membuat umat Hindu bertahan di tanah ini. Adalah Roro Anteng dan Joko Seger yang dipercaya merupakan nenek moyang Suku Tengger mempertahankan kebudayaan Hindu di lereng Gunung Bromo semenjak