“Ya itu mereka orang baru belajar bikin dodol,” kata Pak Sopir yang mengantar kami malam itu, entah meledek atau merendah. Tatapan saya tidak bisa lepas baris-baris kedai penjual dodol yang ada di sepanjang jalan raya dari Kota Banjarmasin menuju Kota
Kalimantan Selatan
Selamat Idul Fitri 1437 H
Beberapa bulan yang lewat, saya bersama Kamaliyah mengunjungi Masjid Sultan Suriansyah di Banjarmasin. Foto ini diambil dari seberang sungai, tepatnya dari sebuah warung. Masjid Sultan Suriansyah dibangun lebih dari tiga abad yang telah lewat dan didapuk sebagai masjid tertua di
Hutan Meratus yang Gundul
Kandangan di Kalimantan Selatan bagaikan pinang dibelah dua dengan Sanggau di Kalimantan Barat bukan dalam hal positif, namun dalam hal penggundulan hutan di kanan-kiri jalan. “Biasa, Pak. Hutan seperti itu memang sengaja dibakar oleh penduduk setempat, sesudah itu tinggal ditanami
Bambu Loksado, Sarana Jalan
Tidak pernah terbayangkan bagi saya sebelumnya untuk mau menceburkan diri ke sungai berkapalkan seikat bambu. Batangan-batangan bambu sepanjang empat hingga lima meter diikatkan menjadi satu dengan daun dan dilarung ke sungai. Tidak cukup sampai situ, kita juga ikut menaikinya dan
Bamboo Rafting ala Loksado
Satu-satunya bambu yang pernah saya naiki hanyalah dipan di teras rumah. Belum pernah terbayangkan bagi saya sebelumnya apabila kemarin saya harus menaiki alas dipan menyusuri sungai di pedalaman Kalimantan. Dengan hanya bermodal batang-batang bambu yang jumlahnya satu lusin, bapak tersebut
Denyut Lirih Desa Loksado
Anak Bugis itu bermimpi mengambil jurusan hukum di Universitas Hasanuddin. Meskipun sebentar lagi dia lulus SMA, mimpi tersebut masih terasa begitu jauh. Dengan agak terseok-seok dia menyimpankan tas saya di gudang, sementara saya beranjak ke atas rakit kecil yang terombang-ambing
Memori dari Bubungan Tinggi
Teruntuk Nenek Hajjah Mulia yang telah berpulang pada suatu siang di hari Jumat. “Jangan difoto terus. Nenek malu,” katanya sembari terkekeh ketika Aci memotret nenek yang mendiami rumah adat ini. Nenek Mulia namanya. Tidak diketahui pasti berapa umur beliau, ada
Soto Banjar Pakai Ketupat
“Bagaimana jika saya makan tanpa ketupat?” tanya saya penasaran. Kalau itu jadi Sop Banjar, kurang lebih demikian jawab penjualnya. Entah itu jawaban yang serius atau sebatas kelakar, tetapi demikianlah adanya. Di sudut manapun dari kota Banjarmasin, tempat saya mencicipi soto
Shopping di Pasar Terapung
Wajahnya berseri-seri tatkala melihat sampan kayu ini mendekat. Kakek tua itu nampaknya mengendus bahwa pada pagi buta ini ia akan segera mendapatkan pembeli pertamanya, bagi ikat-ikat rambutan yang ada di lambung perahu. Entah berapa ikat rambutan merah ditumpuk rapi, dijajakan
Pasar Terapung Lok Baintan
Serombongan perahu bersesak-sesak, terapung perlahan demi perlahan berlepas pada aliran semenjana Sungai Martapura di kala matahari masih belum sepenuhnya menampakkan diri. Saya berdiri berpegang pada seutas kabel baja Jembatan Lok Baintan menatap jauh. Rombongan, seratus entah dua ratus, perahu lamat-lamat