Di tengah hening rimba Kalimantan, kami berpapasan dengan kedua tuan rumah. Tubuh mereka lebih besar daripada kolega-koleganya, semburat rambut-rambut putih nampak tumbuh berantakan di wajah berbaur dengan rambut merah jingga yang membalut selapis tubuhnya. Mereka Tom dan Siswi, sepasang tetua
Kab Kotawaringin Barat
Tom, Raja Bangsa Orangutan
Segala pesta di Camp Leakey takkan lengkap tanpa kehadiran Tom. Dengan ukuran wajah sebesar ban mobil, sudah terisyaratkan bahwa kita tiada sembarangan main-main dengannya. Tom adalah alpha male dominan di Tanjung Puting yang telah bertahun-tahun menguasai Camp Leakey. Ukuran tubuhnya
Kupu-Kupu dari Tanjung Puting
“Mariposa,” bisik perempuan berambut pirang itu sembari tertawa renyah ketika menyaksikan puluhan kupu-kupu hijau biru berterbangan di antara dedaunan paku yang runduk. Sayap-sayap mereka bergetar pelan di sela-sela ketenangan rimba Kalimantan. “Are you Spanish?” tanya saya kepadanya, “If I am
Yang Seru di Pondok Tanggui
Apa sih ukuran normal? Entahlah. Namun yang jelas ukuran semut yang ada di Pondok Tanggui tidak masuk ke dalam kategori normal dari sudut pandang ilmu persemutan manapun. Pasalnya ukuran semut hutan ini sebesar ibu jari orang dewasa. Jika menggigit kurang
Trek Malam Tanjung Puting
Rembulan tidak terlihat di kelam awang. Awan kelabu membayangi setengah luasan langit di pedalaman Kalimantan Tengah pada malam itu. Kami berdelapan asyik bercengkerama diterangi oleh redup cahaya lampu. Entah membahas apa. Bayang-bayang bergoyang tatkala kapal kayu yang kami tumpangi berayun
Mandi Diintip Buaya Senyulong
Pukul enam petang di Sungai Sekonyer. Matahari baru saja terbenam di balik dedaunan rimbun belantara Kalimantan Tengah. Saya yang sedang duduk di bagian belakang kapal melihat sepasang mata berkilat di permukaan air yang pekat, hanya dua meter dari tempat saya
Bermalam di Bawah Bintang
Entah barangkali Sufi berkulit badak atau memang tidak punya perasaan. Namun yang jelas dia bisa tidur dengan tenang di tengah kerubutan kawanan nyamuk hutan. Bukan nyamuk biasa. Serangga terbang penghisap darah di luasan belantara Kalimantan ini berukuran sepanjang kelingking dan
Numpang Sebentar di Pesalat
Primata pemalu itu menatap kami dari ketinggian. Bekantan. Klothok yang kami tumpangi pun mesinnya sudah merepet, kemudian mati. Perlahan-lahan kapal kayu itu pun disandarkan pada salah satu dermaga senyap di punggungan Sungai Sekonyer. Matahari sudah mengambang rendah di langit barat
Feeding di Tanjung Harapan
Pak Donny bertelanjang kaki. Jalannya cepat sekali. Sementara kami berdelapan berjalan mengikutinya, setengah berlari, menerobos setapak hutan tropis di Tanjung Harapan. Beruntung matahari belum terlalu tinggi hingga kami masih bisa merasakan desir-desir sejuk angin hutan tanpa paparan matahari. “Hati-hati kalau
Berklothok ke Tanjung Puting
Yang namanya klothok itu ternyata besar. Entah harus berapa kali lagi Lysa mengulang-ulang realisasi tersebut di hadapan saya. Tidak salah. Saya sendiri juga semula mengira klothok itu sejenis perahu kayu lapuk dengan fasilitas seadanya. Klothok yang kami tumpangi meluncur perlahan-lahan