Pagi saya disambut semerbak frangipani. Tiga kuntum bunga plumeria teronggok di atas sebuah piring kecil yang diletakkan di depan kamar bambu yang semalam suntuk diusik decak-decak tokek. Ubud acapkali menjadi tempat persinggahan saya bermalam tatkala berkunjung ke Bali. Dari masa-masa
Kab Bangli
Sejarah Panjang Pura Kehen
Usianya sudah sangat tua. Bahkan terlampau tua untuk bisa diketahui secara pasti kapan pura ini dibangun dan oleh siapa. Satu-satunya petunjuk yang mengisyaratkan pembangunan Pura Kehen adalah tiga prasasti yang bertarikh abad ke-9 hingga 12 Masehi. Hal ini menunjukkan bahwa
Disarankan ke Pura Kehen
“Disebutlah tanah Bangli sedang diperintah oleh seorang raja yang sangat bijaksana bergelar Ratu Bhatara Guru Sri Adhikunti Ketana. Beliau ingin membangun Pura yang akan dijadikan pemujaan oleh penduduk Bangli, bahkan rakyat Bali.” Tidak sebiasanya saya mengikuti saran Lonely Planet. Namun
Dihadang Kabut Kintamani
Boleh jadi saya memang salah memilih masa. Matahari masih malu-malu ketika saya menggeber sepeda motor dari Ubud melintasi persawahan menuju Singaraja. Namun perjalanan membelah Pulau Bali secara tegak lurus itu bersambut dengan kabut tebal di jantung Pulau Bali. Memasuki dataran