Ubud adalah desa yang tumbuh meriah berkat pariwisata. Jati diri Ubud sebagai ikon spiritual Bali kini terpapas oleh hiruk pikuk lalu lintasnya sepanjang siang. Barulah ketika matahari terbenam dan kios-kios pedagang mulai tutup, ketenangan yang dulu pernah ada itu seakan
Kab Gianyar
Ubud Writers & Readers Fest
Dua tahun berturut-turut, saya selalu hadir di Ubud Writer’s and Reader’s Festival. Mungkin bagi sebagian besar orang, bergelut dengan buku-buku yang dulunya mainstream, kini beralih menjadi hipster. Begitulah buku sudah beralih fungsi menjadi hiburan sekunder. Jelaslah saya bukan hipster soal
Memilih Tari Kecak di Ubud
Entah ada berapa lusin sanggar tari di Ubud. Namun Pak Yasa sudah mewanti-wanti saya untuk tidak salah memilih pertunjukan tari kecak. Hal yang seharusnya tidak terlampau menjadi masalah lantaran toh pemahaman saya ihwal seni sangat terbatas. “Pokoknya kalau memilih tari
Semarak Tari Kecak Ubud
Lidah-lidah api menjilat-jilat menyambar udara malam. Percik bunga apinya berbaur dengan asap muram memedihkan mata. Empat atau lima lusin tangan terangkat ke atas, diiringi decak-decakan kencang yang menelan heningnya malam dalam nuansa sakral nan majestik. Entah sudah berapa puluh kali
Di Bawah Kaki Tampaksiring
“Presiden Soekarno bikin istana itu di atas sana, kadang bawa teropong,” kata kakek itu sambil terkekeh ketika duduk di sebelah saya di halaman Pura Tirta Empul. Pura yang dibangun di luasan mata air Tukad Pakerisan ini memang berada tepat di
Basuh Diri di Tirta Empul
Airnya demikian dingin. Saya mencelupkan kaki ke dalam kolam, sementara air mengucur deras melalui rongga-rongga pipanya yang berbentuk mulut kendi. Pagi itu saya seorang diri di ceruk pura. Pura Tirta Empul lazimnya dijadikan sebagai pelataran untuk ritual bebersih diri. Masyarakat