Seratus lima puluh kilogram nitroamino eksplosif meledak membahana di seberang jalan ini empat belas tahun silam. Paddy’s Pub yang kala itu meriah mendadak terhenyak, luluh lantah diterjang ledakan masif yang menewaskan lebih dari dua ratus jiwa tersebut. Dunia tertegun. Bali
Bali
Berangkat ke Labuan Bajo
Antrean belum terlewat panjang. Dua lembar tiket Merpati ada di genggaman. Petugas check-in maskapai plat merah ini nampak tidak terlalu antusias melayani kami berdua. Tidak mengherankan apabila pada kemudian hari perusahaan penerbangan ini bangkrut. Demikianlah pagi itu kami terbang dari
Sejenak Saja Transit di Bali
Tidak pakai muter-muter. Saya dan Lomar bangun pagi-pagi. Tanpa ada komando, kami berdua langsung bergantian mandi, membereskan tas, dan menyantap sarapan. Kurang dari tiga puluh menit, kami berdua sudah siap sedia di halaman depan hotel. Inilah enaknya ketika dua orang
Di Bawah Kaki Tampaksiring
“Presiden Soekarno bikin istana itu di atas sana, kadang bawa teropong,” kata kakek itu sambil terkekeh ketika duduk di sebelah saya di halaman Pura Tirta Empul. Pura yang dibangun di luasan mata air Tukad Pakerisan ini memang berada tepat di
Basuh Diri di Tirta Empul
Airnya demikian dingin. Saya mencelupkan kaki ke dalam kolam, sementara air mengucur deras melalui rongga-rongga pipanya yang berbentuk mulut kendi. Pagi itu saya seorang diri di ceruk pura. Pura Tirta Empul lazimnya dijadikan sebagai pelataran untuk ritual bebersih diri. Masyarakat
Yang Baru dari Ngurah Rai
Ransel besar saya panggul memasuki kolom-kolom baja bandara ini. Bandara Internasional Ngurah Rai dulu tidak seperti ini. Saya ingat beberapa tahun yang lalu berkunjung ke Bali disambut oleh bangunan kecil semrawut yang penuh sesak. Namun kini Ngurah Rai berubah, bersolek