Matahari menyembul dari bawah larik-larik awan hitam yang tenang mengambang rendah di sebalik Gunung Rinjani. Angkasa terbakar jingga dengan warna yang bersaturasi tinggi, berbaur menjadi satu dengan kegelapan yang perlahan-lahan merengut kebiruan langit. Matahari terbenam di Lombok selalu indah. Entah
Kab Lombok Utara
Kendara Membelah Lombok
Tiada yang lebih menggoda saya daripada jalanannya yang beraspal mulus. Melintasi paparan Pantai Senggigi pada sore hari di tengah basuh gerimis menjadi agenda perjalanan saya kali ini. Menyusuri paparan barat Pulau Lombok memang menggiurkan. Apa lagi kalau bukan lantaran jalan
Kala Waktu Berjalan Lambat
Rekam perjalanan tiada menggurat tilas yang bahana pada pemirsanya andaikata hanya bermuara pada penggambaran akan keindahan lanskap-lanskap yang ada. Betapa pun baik sebuah cerita dipaparkan dan sebetapapun memukau potret yang ditebarkan, tetap ada bagian-bagian tidak terkisah. Sejatinya sebuah perjalanan bukan
Sepeda Lintas Gili Trawangan
Pada mulanya adalah hasrat. Kemudian tekad dan tanya harga. Entah bagaimana jadinya, sepeda bertiang oranye ini akhirnya sampai di genggaman saya. Jadilah Dito dan saya mengawali pagi hari di Gili Trawangan dengan bersepeda berkeliling pulau. Ya. Untuk mengitari seluruh pulau
Bolehlah Mandi Air Asin
“Airnya asin!” teriak saya sambil terbahak-bahak kepada Dito yang sedang tiduran di teras. Perhentian di kotej kecil Gili Trawangan adalah berkah. Pasalnya sudah dua hari terakhir kami habiskan di perjalanan tanpa kesempatan mandi. Sudah barang tentu tempat pertama yang kami
Penangkaran Penyu dari Gili
Tukik kecil itu menggesek-gesekkan wajahnya di dinding kaca, antara hidungnya dan wajah saya hanya terpisahkan oleh selembar beling tebal kaca akuarium. Di belakangnya ada puluhan, atau mungkin ratusan, tukik yang menggeliat ke sana kemari seakan-akan baru belajar berenang. Saya menatap
Sampai di Gili Trawangan
Hampir dua belas jam kami habiskan di perjalanan. Kendara di atas bus dari Denpasar menuju Padangbai dilanjutkan oleh fery penyeberangan menuju Pulau Lombok. Belum tuntas, dari Pelabuhan Bangsal kami harus menumpang angkot menuju ke utara, kemudian berganti dengan cidomo, dokar