Langit biru terbakar memerah. Membelah horizon menjadi dua bagian. Saya hanya terdiam memicingkan mata menahan silau, menatap jauh ke arah pulau-pulau kecil yang terselip di badan perairan. Sejumlah kapal yang tadinya bergerak simpang siur terlihat melambat dan kemudian diam. Hening.
Kab Manggarai Barat
Barisan Pinisi Labuan Bajo
Namanya Labuan Bajo. Sudah barang pasti pada masa silam tempat ini menjadi persinggahan para pelaut Bajo, dengan arak-arakan pinisi, berlayar dari daratan Sulawesi mencapai terminus barat Flores. Di bawah panasnya matahari siang, sebuah kapal pinisi bersandar di dermaga. Sekelompok pelaut
Sepetak Surga dari Flores
Bukan aras-arasen, tetapi memang sekujur tubuh saya terasa perih. Sudah barang pasti saya terlampau lama berjemur dua hari belakangan ini. Kulit yang berwarna merah legam menjadi salah satu indikator yang baik bahwa tubuh ini sudah dipersalahgunakan. Sore ini saya hanya
Pede Saja di Pantai Pede
Bagi seorang laki-laki, keberadaan sebuah kolor adalah modal yang lebih dari cukup untuk menceburkan diri ke laut. Kalau bukan lantaran panasnya Labuan Bajo pada siang itu, mungkin saya masih berpikir dua kali untuk berenang dengan hanya bercelana dalam. Labuan Bajo
Bunda Maria dan Fosil Ikan
“Bunda Maria dan fosil ikan,” jawab singkat si pemandu melontarkan dua hal yang sama sekali tidak ada hubungannya itu. Apabila saya punya kesempatan untuk menyebutkan Bunda Maria dan fosil ikan dalam satu kalimat, maka hanya di Gua Batu Cermin inilah
Kecoak Raksasa Batu Cermin
Sepatu licin membuat saya sedikit terperosok ketika kami berusaha menyelinap melalui salah satu celah gua. Udara dingin berhembus melintasi liuk-liuk celah bebatuan menghasilkan suara lirih seperti siulan yang sekenanya. Siulan alam, kami menyebutnya. “Hati-hati,” seru Pak Herman kepada Lomar dan
Mendarat di Labuan Bajo
“Tiga kilometer dari bandara ke kota,” celetuk saya kepada Lomar sambil menatap ke layar GPS, “Kalau begitu kita berjalan kaki saja ya ke bandara?” Lomar setuju. Ini adalah kunjungan pertama ke Labuan Bajo dan kami terus terang tidak terlalu paham
Nusa Tenggara dari Langit
Baling-baling berputar kencang ketika pesawat kecil ini melayang-layang rendah di atas Taman Nasional Komodo. Tidak berapa lama lagi kami akan tiba di Labuan Bajo, ibukota kabupaten Manggarai Barat. Saya duduk terpisah dari Lomar, masing-masing dari kami mencari posisi terbaik di