Tidak ada gubuk di sana. Apalagi dari seng. Entah siapa yang pertama kali mulai dengan nama konyol ini. Namun yang saya tahu pasti Gubukseng adalah ruang pandang untuk menatap matahari terbenam di Pulau Sebesi. Dari paparan pantai inilah kami dapat
Kab Lampung Selatan
Anak-Anak Pulau Sebesi
“Kakak dari mana? Mau ke Krakatau? Ada bawa Chiki atau tidak? Ada bawa permen?” tanya segerombolan anak-anak itu ketika saya berjalan seorang diri menyusuri garis pantai yang sunyi. Pulau Sebesi hanya punya tiga dusun, atau mungkin empat, dengan kehidupan yang
Snorkeling di Pulau Sebuku
Sebaran oranye ngejreng seperti es cendol bertaburan di tepi lautan sempit ini. Mungkin ada dua lusin teman saya yang menceburkan diri ke lautan untuk snorkelling pada siang ini, sementara saya sendiri menyudahi aktivitas tersebut lebih awal daripada yang lainnya. Atraksi
Penginapan Bobrok di Sebesi
Peluh kembali membasahi sekujur punggung. Saya mencoba untuk memiringkan tubuh ke kanan dan ke kiri, namun udara malam itu terlampau panas. Tidak terasa alas kain tipis yang memisahkan saya dengan lantai keramik turut kuyup oleh keringat. Kami dijejalkan di sebuah
Dari Kalianda ke Sebesi
Sebuku dan Sebesi ibarat saudara kembar. Dua pulau kecil yang terletak di Selat Sunda ini menjadi titik tolak teruntuk para pejalan yang merencanakan pendakian Gunung Krakatau. Dari Kota Kalianda, mencapai Pulau Sebesi tidak lebih dari lima belas kilometer namun memerlukan
Menggapai Laut Kalianda
Pagi itu teduh. Kami beruntung bisa berangkat tepat waktu dari Bakauheuni. Angkot yang disewa oleh Kiki membawa kami melintasi jalanan sempit bergelombang yang menyisir kaki Gunung Rajabasa. Hampar pepohonan yang mengapit dari sisi kanan kiri jalan menaungi perjalanan selama satu
Bersandar di Bakauheni
Kapal bersandar di Bakauheuni ketika hari masih gelap. Namun kami turun ketika matahari sudah terbit. Singkatnya, antrean yang panjang cukup menyita waktu untuk turun dari kapal. Dua mobil angkot yang kami sewa sudah menunggu di ambang pelabuhan, bersiap untuk membawa
Menatap Lampung dari Atas
“Dari perbukitan sana, kita bisa melihat Bandar Lampung,” kata Hellen sambil memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi, “Di atas situ ada bistro yang kamu mungkin suka. Kita nanti makan di sana saja.” Tidak berapa lama, mobil pun berhenti di sebuah rumah