Siapa sih yang emoh kita ditawari bekerja di Derawan? Orang bilangnya ini sepenggal surga yang turun ke kolong langit, tempat liburan murah meriah, atau apalah. Namun kenyataannya, saya ada di sini untuk bekerja.
Ya. Salah satu klien saya perusahaan batubara yang berumah di Berau memang lumrah mengajak saya untuk jalan-jalan ke gugus Kepulauan Derawan pada saat senggang. Jadilah kami bersepuluh ramai-ramai berangkat dari kantor mereka di Berau, berkapal menuju ke Derawan.
Ini adalah kunjungan saya yang kesekian kalinya di Taman Nasional Derawan-Sangalaki, satu hal yang tidak pernah berubah adalah saya belum pernah bosan. Derawan pada hari-hari biasa adalah kesunyian yang memikat. Ia layaknya gugusan kepulauan tropis yang tidak pernah dilawat. Damai dan tenteram.
Tetapi jangan salah, pekerjaan tetaplah pekerjaan. Dalam artian ketika malam tiba, kami berkumpul lagi di gazebo untuk mengadakan rapat. Berbincang perihal arsitektur sistem serta rumus-rumus enjiniring yang memusingkan kepala. Tapi apalah artinya itu semua dibandingkan dengan surga yang didapat.